Kutub.id – Attachment Disorder adalah suatu kondisi yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk membentuk dan mempertahankan hubungan yang sehat dengan orang lain. Hal ini biasanya disebabkan oleh kurangnya pengasuhan yang konsisten selama masa kanak-kanak.
Gangguan hubungan sosial ini rentan berkembang semasa kanak-kanak. Attachment disorder adalah ketika seseorang tidak bisa memiliki hubungan emosional yang konsisten dengan orang lain. Tak ada diagnosis gangguan kelekatan untuk orang dewasa, walaupun tetap bisa mengalami itu dengan gejala yang berbeda dibandingkan anak-anak.
Dilansir dari tempo.co Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi kelima, ada dua jenis attachment disorder yakni Reactive Attachment Disorder (RAD) dan Disinhibited Social Engagement Disorder (DSED).
Reactive Attachment Disorder (RAD) sendiri adalah kondisi dimana kurangnya respons emosional terhadap orang lain, dan kesulitan membentuk hubungan dekat. Seseorang dengan RAD mungkin menghindari kontak fisik dan kesulitan mencari kenyamanan atau bantuan dari pengasuh.
Sedangkan Disinhibited Social Engagement Disorder (DSED). Kondisi ini ditandai dengan perilaku yang tidak pandang bulu, terlalu ramah terhadap orang asing, dan kurangnya batasan yang tepat dalam situasi sosial. Seseorang dengan DSED mungkin mengalami kesulitan memahami konsep ruang pribadi dan mungkin terlibat dalam perilaku yang tidak pantas seperti memeluk orang asing atau mendekati orang dengan cara yang tidak pantas secara sosial.
Attachment Disorder bisa berdampak signifikan pada kemampuan seseorang untuk membentuk hubungan yang sehat, serta pada perkembangan emosional dan sosialnya. Perawatan untuk Gangguan Keterikatan biasanya melibatkan terapi dan konseling untuk membantu individu mempelajari keterampilan hubungan baru yang sehat dan mengatasi trauma emosional yang mendasarinya.
Lalu bagaimana kalau kita mengalami Attachment Disorder? Ada beberapa cara mengatasi Attachment Disorder ini. Yang pertama adalah dengan mencari bantuan profesional. Penting untuk bekonsultasi dengan profesional kesehatan mental berlisensi yang memiliki pengalaman dalam menangani gangguan keterikatan.
Mereka bisa membantu kamu lebih memahami gejalamu, mengidentifikasi pemicu, dan mengembangkan keterampilan mengatasi.
Selain itu melakukan terapi. Terapi bisa efektif dalam membantu kamu mengembangkan keterikatan yang aman dan keterampilan mengatasi. Beberapa terapi yang biasa digunakan untuk gangguan keterikatan antara lain terapi perilaku-kognitif (CBT), terapi bermain, dan terapi keluarga berbasis keterikatan.
Selain membutuhkan tenaga rang lain dalam penyembuhan, mendidik diri sendiri juga penting. Pelajari sebanyak mungkin tentang gangguan keterikatan, termasuk gejala, penyebab, dan pilihan pengobatannya. Pengetahuan dapat membantu kamu memahami pengalaman dan memberikan rasa kendali atas proses penyembuhanmu.
Hal terakhir yang bisa kamu lakukan adalah bangun hubungan yang sehat. Cobalah untuk berada di lingkungan yang suportif. Itu dapat membantu kamu membangun hubungan yang sehat. Bergabung dengan kelompok pendukung atau terlibat dalam aktivitas yang kamu minati dapat membantu kamu terhubung dengan orang lain yang memiliki minat dan pengalaman yang sama.
Ingat, pemulihan dari gangguan keterikatan adalah sebuah perjalanan, dan kemajuan bisa memakan waktu. Sangat penting untuk bersabar dan baik kepada diri sendiri saat kamu bekerja menuju penyembuhan.
Penulis: Bestari Saniya