Kutub.id – Penikmat entaiment Indonesia pasti sudah tak asing lagi dengan pemberitaan dimana salah satu artis kenaman tanah air, Kris Hatta, memacari anak perempuan berusia 14 tahun. Hubungan dengan gap usia yang sangat jauh ini berpotensi child grooming.
child grooming sendiri adalah sebuah upaya orang dewasa untuk membangun hubungan, kepercayaan, dan ikatan emosional dengan seorang anak atau remaja dengan cara memberikan pujian, rayuan, perhatian sampai kado sehingga mereka dapat dengan mudah dimanipulasi juga mengeksploitasi, bahkan sampai melecehkan korban.
Dari cnnindonesia.com, Sejak International Convention for the Suppression of the Traffic Women and Children pada tahun 2021, child grooming dianggap sebagai salah satu bentuk kekerasan seksual pada anak yang paling parah. Child grooming dianggap sebagai awal mula dari pelecehan seksual.
Secara harfiah grooming adalah merawat. Pada praktiknya proses pembangunan emosional ini lah yang bisa di katakan sebagai grooming. Pelaku sengaja memanfaatkan ketidak tahuan juga keluguan korban agar mudah dimanipulasi.
Child grooming sangat berbahaya. Dimasa tumbuh kembang anak yang belum matang, keadaan ini bisa merusak mental bahkan sampai fisik korban jika sampai terjadi pelecehan seksual. Tak hanya sampai sana, dampak dari trauma yang di alami bisa menghantui anak hingga dewasa nanti.
Dari klikdokter, Irish Society for the Prevention of Cruelty to Children mengungkapkan dampak pelecehan seksual berbagai emosi yang dirasakan anak sepanjang hidupnya. Gejolak emosi yang dimaksud, termasuk perasaan takut, sedih, marah, menyalahkan diri sendiri, bingung, juga merasa tidak berharga.
Sobat angguh yang sudah memiliki anak perlu waspada dan peka akan ciri-ciri dan tingkah laku dari groomers, sebutan untuk pelaku child grooming. Biasanya mereka memulai aksinya dengan sering memberi hadiah pada anak atau orang tua, berusaha meyakinkan keluarga dan mengambil kepercayaan dari orang tua, menjalin hubungan baik dengan orang tua, melakukan kontak fisik yang tidak wajar dan mulai mengancam sang anak.
Nah dari ciri-ciri di atas Sobat Tangguh bisa mencegahnya dengan mulai menanamkan pendidikan seksual kepada anak dengan cara yang mudah ia pahami. Lalu sering-seringlah mendengar ceritanya. Jika terasa ada yang janggal, orang tua bisa menanyakan hal yang lebih namun dengan tidak mengintervensi ataupun menyalahkan sang anak.
Jika menemukan indikasi anak mengalami child grooming, orang tua bisa menanyakan bukti lalu melaporkannya ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
Pelaku bisa siapa saja bahkan orang terdekat sekalipun. Maka dari itu orang tua harus bisa menjalin hubungan yang erat dengan anak untuk mencegah child grooming terjadi. Keterbukaan anak menjadi langkah penting untuk mencegah hal ini terjadinya.
Penulis: Bestari Saniya