Mencapai tujuan merupakan suatu hal yang banyak orang harapkan. Akan tetapi, tidak selamanya keinginan ini berkonotasi positif.
Psikolog Jerman, Eva M. Krockow, menyatakan bahwa dorongan untuk menyelesaikan sesuatu, apalagi sesuatu yang berbahaya seperti mendaki gunung curam, itu tidak selalu baik.
Kita dibiasakan untuk menyelesaikan sesuatu dengan budaya pemberian penghargaan saat tujuan tercapai. Pentingnya menyelesaikan sesuatu ini sudah menjadi darah daging bagi kita.
Kepuasan setelah menyelesaikan tugas dan kemudian berjuang untuk move on dari tugas tersebut dinamai ‘bias penyelesaian’.
Tampaknya bias ini berakar pada mekanisme neurobiologis otak, dengan pengalaman penyelesaian tugas yang mengarah pada pelepasan dopamin kimia yang menyenangkan.
Walaupun bias ini dapat berfungsi sebagai motivator kuat untuk mendorong kita mengatasi masalah yang sulit, kita harus tetap waspada sama efek sampignya.
Apa sih bahaya bias penyelesaian?
Menghindari tugas-tugas besar. Karena kita senang mendapat imbalan setelah menyelesaikan sesuatu, kita otomatis memilih untuk focus pada tugas-tugas yang mudah untuk imbalan cepat.
Penyelesaian tugas yang tidak rasional. Dalam beberapa kasus, bias penyelesaian dapat mendorong untuk melakukan hal yang sia-sia. Contohnya adalah tidak mengambil jatah cuti (paid leave) walaupun tetap dibayar.
Pencarian risiko yang tidak proporsional. Contohnya seperti orang yang mendaki gunung Everest. Meskipun tubuhnya tidak mampu, dia tetap berusaha menyelesaikannya walaupun berisiko kematian.
Kurang menghargai proses. Obsesi pada tujuan akhir dapat mengalihkan perhatian dari pengalaman berharga sepanjang perjalanan. Nikmati prosesnya, jangan terlalu focus pada hasil akhir.
Nah, gimana caranya agar bias ini tidak merugikan?
Manfaatkan bias ini sebagai salah satu sumber motivasi. Coba susun daftar pekerjaanmu dengan lebih efisien. Mengerjakan tugas-tugas kecil di pagi hari dapat membantu meningkatkan motivasi untuk mengerjakan tugas besar.
Jika yang sedang kamu kerjakan itu cukup besar, maka pecah hal tersebut menhadi beberapa bagian. Pecahan-pecahan tersebut memudahkan kamu untuk menyelesaikan tugas tanpa merasa terbebani.
Harus diingat, mengabaikan tugas bukan merupakan kegagalan. Memilih untuk menghentikan suatu hal terkadang merupakan hal yang benar, daripada memaksakan diri dan hilang arah.
Penulis: Diyanah Nisa/Redaksi