Oleh Robiatul Adawiyah
Kutub.id– Cinta itu seperti burung yang penuh pesona; jinak dan terbang rendah, meliuk-liuk manja untuk disentuh, bahkan untuk ditangkap. Tetapi ia murung dan menolak untuk dikurung dalam penjara kebebasan. Ia sedih saat dilukai; dan murung saat dibiarkan sendiri.
Kata Rabi’ah al-Adawiyah, sufi perempuan (w 135 H) cinta (muhabbah) adalah panggilan hati untuk terus bersama dengan pujaannya dalam bahagia dan rindu. Cinta adalah pergumulan abadi untuk memberi, membahagiakan kekasihnya.
Kata seorang moralis kontemporer, cinta adalah anti objektivikasi. Ia bukanlah alat untuk pemuas hasrat diri sendiri dengan menjadikan kekasih sebagai media hajat pribadi.
Cinta adalah getaran kebahagiaan yang terus berdegup aktif untuk mengisi kekosongan ruang kegalauan di relung hati yang terus merindu bahagia, dan membagikannya pada sesama.
Sahabat! Banyak orang berpikir bahwa cinta adalah misteri. Tetapi, sudah menjadi rumus adiluhung, bahwa hakikat cinta adalah panggilan tulus untuk memberi, berbagi ruang di hati untuk senang, duka, dan bahagia bersama.
Cinta itu tidak memukul, tetapi merangkul walaupun dalam ketegangan.
Kata orang tua kita, “Cinta itu adalah kebaikan hati yang tulus”. Saat cinta memberi, ia tidak berharap kembali, seperti cinta ibu kepada beta, guwe, tak terhingga sepanjang masalah; hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia. Cinta tidak akan pernah bosan menjadi getaran dan inspirasi kebaikan.
Sahabat! Kahlil Gibran pernah menuturkan bahwa “Hakikat cinta adalah rintihan panjang yang dikeluhkan, dan dimunajatkan oleh lautan perasaan kasih sayang. Ia adalah cucuran air mata kesedihan dari langit pikiran. Ia adalah senyuman ceria kebun-kebun bunga cinta yang penuh keindahan.”
Cinta itu warna-warni yang indah yang rela berbagi banyak hal-hal disukai bersama. Cinta menjadi wadah dan kekuatan hidup bersama dalam perbedaan, karena cinta tidak egois.
Cinta tidak mengenal menang, apalagi harus mengalahkan orang lain. Cinta tidak akan meniti tangga juara dengan meninggalkan sang kekasih tercecer di belakang, sedih menatap kepergian cinta di puncak bahagia sendirian.
Sahabat! Cinta itu perlombaan qalbu (فَاسۡتَبِقُوا الۡخَيۡرٰت) yang selalu terpanggil berpacu meniti kesempurnaan hidup, husnul khatimah. Cinta adalah obsesi untuk bahagia dan sukses bersama walaupun kita harus berbeda pilihan pribadi.
Cinta menyatukan aku, kamu dan mereka dalam dekapan obsesi kebersamaan. Karena menurut cinta, kamu dan mereka adalah aku dalam wujud lain yang abadi memuja kebaikan.
Selamat datang cinta!
Cinta-itu-degup-qalbu-yang-terpanggil-berbagi-bahagia
Penulis adalah Pengurus PC IPPNU Kabupaten Bekasi