Kutub.id- Kominfo, Suara.com, Bandung Bergerak, Kutub.id, Siber Kreasi, Portkesmas, dan ICT Watch mengadakan serial workshop mengenai keamanan digital bertajuk “Bandung #MakinMelekDigital”. Acara tersebut dilaksanakan di Gedung Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat pada Kamis (19/5/2022).
Kegiatan yang diinisasi oleh Suara.com tersebut dipantik oleh Direktur Media Center PWNU Jabar, Iip D. Yahya; Pimpinan Redaksi (Pimred) Suara.com, Suwarjono; Pimred Kutub.id, Siti Latifah; dan Direktur Eksekutif ICT Watch, Indriyatno Banyumurti.
Dilaksanakan hybrid dengan 70 peserta daring dan 30 peserta luring, peserta dilatih untuk mengasah kemampuan digital dengan penyajian materi mengenai pentingnya eksistensi digital, monetisasi konten, keamanan digital dan peran perempuan di media sosial.
“Pembuatan konten itu bergantung pada kemampuan literasi kita, konten yang baik dan bermutu dihasilkan oleh penulis yang piawai, penulis yang piawai berasal dari pembaca yang gigih.” terang Iip D. Yahya terkait produksi konten yang berkualitas.
Menyoal nasib pembuat konten atau content creator, Suwarjono menerangkan pentingnya kolaborasi untuk menaikkan engagement konten di internet. “Bikin konten itu harus sustain, agar ga redup dan tetap bisa hidup si pembuat kontennya” tambahnya.
Selain kolaborasi, konten yang memiliki niche atau spesialisasi tertentu juga cenderung lebih berpeluang mendatangkan revenue bagi pembuatnya. “Walaupun followers-nya masih sedikit, tapi karena ada niche-nya, banyak yang kemudian menghubungi untuk mengiklankan produknya” ungkap Suwarjono.
Sayangnya, presensi perempuan di internet lebih sedikit daripada presensi laki-laki di internet. Dilansir dari eksperimen yang dilakukan oleh Hootsuit, hanya perempuan dari kelompok usia 13-17 tahun yang mendominasi presensi digital laki-laki.
“Kemampuan penguasaan teknologi oleh perempuan lebih rendah daripada laki laki karena kurangnya kesempatan dalam mengakses informasi dan pendidikan” Komentar Siti Latifah menanggapi data tersebut.
Hal tersebut ditambah kurangnya waktu perempuan mengakses internet yang lebih sedikit daripada laki-laki. Dikarenakan perempuan dewasa muda yang disibukan oleh urusan domestik yang tentu saja tidak dapat dilepaskan dari budaya patriarki yang telah mendarah daging.
Acara kemudian ditutup dengan pemaparan materi tentang menangkal hoaks dan menjaga data dan privasi diri dengan mengenali ciri-ciri hoaks dan cek fakta melalui tautan s.id/cekhoaks. Peserta juga diminta untuk mengecek tingkat keamanan email serta akun sosial media yang dimiliki.
Dengan diadakannya acara ini, diharapkan dapat meningkatkan kecakapan digital dan peningkatan skill bagi pesertanya. Selain itu, para peserta juga diharapkan untuk menjadi agen-agen pemberantas hoaks dengan menyebarkan informasi cek fakta untuk klarifikasi hoaks.
Literasi digital yang dihelat oleh Suara.com dan Kutub.id ini didukung oleh ICT Watch, Siberkreasi, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Pewarta: Dion