Kutub.id- Banyak pendapat mengatakan Gen Z atau generasi yang berusia 9-24 tahun adalah generasi yang paling payah dalam mengatur keuangan. Hal ini dikarenakan, bahwa Gen Z memiliki gaya hidup yang berbeda dengan generasi sebelumnya.
Mengutip dari tirto.id, sebagian besar Gen Z cenderung memiliki gaya hidup yang lebih boros, sulit menabung serta tidak terlalu memedulikan kebutuhan investasi di masa yang akan datang. Hal ini tentunya akan mengakibatkan adanya risiko finansial yang akan dihadapi oleh Gen Z di masa depan, akibat pengelolaan keuangan yang kurang sehat.
Nah, apakah #SobatTangguh saat ini termasuk ke dalam kelompok ini? Jika iya, berikut ini ada beberapa tips mengelola keuangan Gen Z yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Memiliki Tujuan dan Rencana Keuangan yang Jelas
Memiliki tujuan dan rencana keuangan yang jelas akan membuat lebih mudah dalam menentukan rencana finansial seperti yang ingin dilakukan. Sehingga, proporsi keuangan dapat tepat sesuai porsinya.
#SobatTangguh dapat membagi proporsi keuangan dengan metode 50:30:20 yang dipopulerkan oleh Senator Elizabeth Warren dan putrinya, Amelia Warren Tyagi, dalam buku All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan.
Aturan dasarnya ialah membagi pemasukan yang dimiliki setiap bulannya, yaitu 50 persen untuk biaya hidup sehari-hari dalam satu bulan, 30 persen untuk tabungan, investasi dan kebutuhan finansial lainnya, dan 20 persen untuk kebutuhan konsumtif.
Mengecek Jumlah Uang di Rekening Secara Berkala
Rutin mengecek jumlah uang di rekening dinilai cukup berpengaruh dalam upaya mengatur keuangan. Mengecek jumlah uang yang tersisa di rekening akan membuat kita semakin berhati-hati ketika ingin menggunakannya. Perlu diingat juga jangan pernah menggunakan uang di tabungan jika tidak dalam kondisi yang mendesak.
Jangan Berhutang Jika Tidak Benar-Benar Butuh
Seiring berkembangnya teknologi saat ini, sudah banyak sekali dompet digital yang menawarkan fitur pay later untuk para pengguna setianya, dimana dengan adanya fitur ini kita dapat membeli barang dan jasa dengan sistem cicilan atau dibayar pada bulan berikutnya. Tentunya dengan hadirnya fitur ini, semakin menggoda banyak orang dalam memenuhi keinginannya.
Disadari atau tidak, penggunaan pay later ini merupakan bentuk hutang. Sehingga, ada kewajiban untuk membayar dan melunasinya. Bukannya berinvestasi, bahkan hal ini akan mengganggu fokus kita untuk melunasi hutang tersebut.
Memiliki Dana Darurat
Sudahkah #SobatTangguh memiliki dana darurat? Memiliki dana simpanan yang siap digunakan kapanpun untuk berbagai keperluan mendesak merupakan salah satu hal yang tidak boleh terlupakan dalam mengatur keuangan.
Dana simpanan atau dana darurat ini biasanya harus dimiliki sebanyak enan kali total pengeluaran dalam satu bulan untuk single, dan 12 kali total pengeluaran dalam satu bulan untuk pasangan yang sudah menikah dan belum memiliki tanggungan. Total dana darurat yang dibutuhkan setiap orang akan berbeda tergantung banyaknya pengeluaran dan jumlah orang yang harus ditanggung.
Menabung dan Mulailah Berinvestasi
Dalam pengelolaan keuangan menabung dan berinvestasi menjadi sangat penting. #SobatTangguh bisa menerapkan metode SIP, yaitu saving (menabung), investment (investasi) dan protection (perlindungan). Pertama, menabung harus menjadi kebiasaan sejak awal pertama mendapatkan pekerjaan atau penghasilan tetap dan harus dilakukan secara rutin.
Kedua, investasi juga merupakan salah satu alternatif pengelolaan keuangan yang harus dimulai sejak dini untuk mencapai berbagai tujuan keuangan di masa yang akan datang dengan lebih mudah.
Ketiga adalah perlindungan, jika #SobatTangguh sudah mampu untuk rutin dalam menabung maupun berinvestasi jangan lupa untuk melakukan perlindungan baik untuk kesehatan maupun jiwa. Hal ini sangat penting untuk menghindari hal-hal yang kurang diinginkan di masa depan.
Editor: Renita
Sumber: djkn.kemenkeu.go.ig