Kutub.id- Pasca Haflah Akhirussanah tahun ini, tiba-tiba terlintas dalam benak ”mungkin saatnya telah tiba”. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, melirik kanan kiri di Pondok sudah tak ada lagi teman yang menghiasi bangku dulu. Meski hitungan menunjukkan pengetahuanku belum berkecukupan.
Perlahan info langit itu turun dan rambu silau menyala. Sesuatu yang sifatnya baik atau buruk, ditempat pendidikan sejatinya mendidik. Rasanya beruntung bisa menjadi bagian dari tempat ini.
Saat itu awal menginjakkan kaki di pondok ini, orang tua menitipkan dengan penuh harapan. Banyak doa yang terucap diawali dengan kata “mudah-mudahan”pada diriku yang penuh keluguan. Pada perjalanannya banyak cerita lucu, mulai dari nego libur ngaji supaya bisa nobar bola, bikin sumur bor yang harus nunggu fatwa, sampe urusan rambut ijo yang ku slewengkan karena alasan cinta”banget organisasi”.
Kisahku yang ku rasa mengalir begitu saja. Mulai dari; masa puber yang nyeleneh, perlahan terbentuk oleh lingkungan dengan berbagai latar. Perlahan menyadari, bahwa menjadi pelajar tidak terlepas dari kata wajar.
Usia kian bertambah dan rupanya jalan semakin berliku. Tapi yakin, banyak sekali berkah dari pondok yang menjadi modal untuk memecahkan tantangan selanjutnya.
Akhirnya saya ucapkan terima kasih tak terhingga pada guru-guru yang senantiasa membimbing sampai berada pada titik ini. Mohon dimaafkan jika banyak hal yang kurang berkenan. Doakan, saya izin melanjutkan perjalanan. Sampai bertemu di puncak kerinduan.
“Kemana pun kau pergi, disini tempat kembali” – di sudut asrama itu yang kami namai Assidik.
PP. Bustanul Ulum – 2022.
Penulis : Riza Paisal Sapari/Pengurus PW IPNU Jabar, Santri PP. Bustanul Ulum
Editor : Siti Fatonah