Kutub.id- Disrupsi, krisis ekologi dan emosi merupakan tantangan yang harus dijawab oleh perempuan NU dan menghadapinya dengan tindakan bersama. NU Women merupakan sebuah sekretariat bersama dimana aktivis perempuan struktural dan kultural NU adalah pemiliknya.
Hal ini akan menjadi ruang perjumpaan dan koordinasi kami bersama. Melakukan konsolidasi di tatanan global.
Perspektif Agama Islam merupakan perspektif yang harus dipegang teguh pada NU Women. Pertimbangan dan rujukan selalu bersumber dari ajaran agama Islam dengan terus mendialogkan dengan wacana lain yang berkembang menjadikan ajaran Islam yang melangit dan bisa membumi, serta dari teks bergerak menuju konteks.
Menuju Khidmah Inklusif ‘Merawat Jagat Membangun Peradaban’ melalui penguatan Jam’iyah, penguatan layanan untuk jamaah, penguatan Khidmah NU untuk bangsa dan penguatan kontribusi NU untuk peradaban dunia, semuanya berujung pada perubahan akar rumput.
Lokus NU Women salah satunya keluarga. Untuk mencoba mengurai multiple burden, gender base violance dan peran ekonomi perempuan yang marginal. Dimana, ketiga hal ini selama 25 tahun setelah Deklarasi Beijing 1995 stagnan dibandingkan sembilan bidang yang lain. Hal yang sangat penting juga adalah pelibatan laki-laki dalam memperjuangkannya.
Gerakan perempuan merupakan sebuah dinamika. Backlash akan membuat sebuah organisasi bisa jadi ada dalam posisi defensif. Untuk itu ada pertanyaan yang harus dikemukakan. Sistem ekonomi seperti apa yang akan dikembangkan di tengah sistem ekonomi kapitalistik yang eksploitatif. Apakah menggunakan ekonomi solidaritas, ekonomi hijau atau yang lain? Bagaimana pemimpin perempuan NU bisa selaras dalam kehidupan kesehariannya. Juga bagaimana konsep kepemimpinan NU bisa mendunia tapi tetap berakar di komunitas akar rumput.
Selanjutnya yang harus diingat adalah ada empat level perubahan yang berkesinambungan. Pertama bereaksi dengan aksi manifes dan in quick fixed.
Kedua, mendesain kembali terutama terkait kebijakan sebagai sebuah struktur proses.
Ketiga, memikirkan ulang apa sebetulnya nilai dan keyakinan yang dijadikan fondasi dasar perjuangan.
Keempat atau terakhir adalah regenerasi/kaderisasi dengan sources of creativity, sources of energy, inspiration and will.
Neng Hannah, aktivis perempuan, Pengurus PW Fatayat NU Jawa Barat.