Kutub.id- Terkadang ketika kita mengulangi kesalahan yang sama. Kita sering bergumam dalam hati, “manusia adalah tempatnya salah dan lupa”. Sekilas kalimat tersebut terlihat sungguh biasa.
Adakah yang menyadari jika kalimat tersebut bisa bernilai positif dan bermakna tauhid manakala dijadikan sebagai bentuk pengakuan kita sebagai manusia yang lemah? Dengan pengakuan itu, kita menjadikannya sebagai sarana bermuhasabah dalam menyelami kelemahan diri lalu memperbaikinya.
Jika memang realita mengulangi kesalahan yang sama harus terulang kembali, maka solusi terbaik adalah memohon ampun kembali kepada Allah. Bukan menyesali terlalu larut hingga putus asa dalam mencari ampunan dan rahmat Allah.
Allah selalu memberi ampunan pada setiap hamba yang datang kepada-Nya. Bahkan, untuk seseorang yang melampaui batas pun, Allah masih memanggilnya untuk tidak berputus asa.
Dalam surat az-Zumar ayat 54 disebutkan:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Memperbanyak istigfar tentunya sangat baik dilakukan. Namun, rupanya ada sebuah doa indah dari Mutharrif bin Abdillah yang tertulis dalam kitab Aqwalu Salaf yang bisa dipanjatkan ketika kita hendak memohon ampunan-Nya sebab mengulangi kesalahan yang sama.
Bacaan doa tersebut adalah sebagai berikut:
اللهم اني أستغفرك مما تبت اليك منه ثم عدت فيه وأستغفرك مما جعلته على نفسي ثم لا أف به لك وأستغفرك مما زعمت عني أردت به وجهك فخالط قلبي منه ما قد عملت
Allahumma inni astaghfiruka mimma tubtu ilaika minhu summa udtu fih wa astaghfiruka mimma ja’altahu ala nafsi summa la uffi bihi laka wa astaghfiruka mima za’amta anni aradtu bihi wajhaka fakhalata qalbi minhu ma qad amiltu
“Ya Tuhan, aku memohon maaf kepadamu dari apa-apa yang telah aku sesali kemudian aku mengulanginya, dan aku memohon maaf atas apa yang telah engkau tetapkan namun kutak melakukannya, dan aku memohon ampun atas dugaanku terhadap-Mu yang membuat hatiku resah.”
Doa tersebut bisa kita baca ketika menyesali sesuatu yang telah terjadi untuk kedua kalinya atau mengulangi kesalahan yang sama. Sebuah rajutan kata yang indah mengakui kesalahan kita sendiri untuk memohon ampunan-Nya.
(Renita)