Kamis, Oktober 5, 2023

Dorong Self-Efficacy Saat Stres Dengan Berolahraga

Oleh Sinta Oktaviani

Kutub.id- Apakah kamu sering mengalami stres belakangan ini? Stres memiliki banyak dampak buruk bagi kesehatan, apalagi jika dibiarkan tanpa adanya penanganan.

Olahraga sesungguhnya merupakan bentuk stres fisik bagi tubuh. Sederhananya, dengan membiasakan diri melakukan olahraga, maka tubuh belajar beradaptasi, dan terbiasa menghadapi stres fisik dengan baik, serta tubuh dapat dengan mudah bertahan menghadapi tekanan lainnya.

Lalu, olahraga seperti apa yang dapat menurunkan stres?
Berbagai macam olahraga dapat membantu menurunkan stres. Sehingga, kita tidak harus melakukan olahraga yang berat untuk membuat tubuh rileks.

  1. Berjalan
    Berjalan salah satu latihan yang paling hemat biaya. Salah satu manfaat berjalan kaki adalah memperkuat otot, meningkatkan kebugaran, dan meningkatkan kendali emosional dalam diri dengan baik.
  2. Lari
    Olahraga lari memiliki banyak manfaat positif, seperti mampu mengurangi kecemasan, stres, dan depresi. Tak hanya itu, dengan rutin berlari, sistem kekebalan tubuh akan meningkat, sehingga tidak mudah terserang penyakit flu, ataupun demam.
  3. Peregangan
    Peregangan merupakan cara yang baik untuk meredakan rasa stress dan cemas. Selain itu, olahraga ini dapat membantu melemaskan otot, dan meredakan beberapa tegangan untuk mendorong energi guna membentuk pikiran lebih jernih.
  4. Bersepeda
    Mengendarai sepeda sangat menyenangkan yang membawa efek positif bagi tubuh. Bersepeda membantu dalam mengobati berbagai kondisi kesehatan mental, yakni kecemasan, stres, dan depresi. Sehingga, secara umum bersepeda mampu meningkatkan fungsi otot di dalam tubuh.

Membentuk Self-Efficacy
Self-efficacy adalah bentuk keyakinan atau kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah yang ada. Seseorang yang sedang mengalami stres, biasanya mempunyai tingkat kepercayaan diri yang rendah.

Penelitian menunjukkan, bahwa 49 orang wanita yang sedang mengalami stres berat diminta untuk melakukan olahraga teratur selama delapan minggu berturut-turut. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa adanya penurunan kadar kortisol dan epinerfin pada urine mereka. Sehingga, hasil tes menunjukkan, bahwa stres yang dialami mengalami penurunan, bahkan ada yang hilang sama sekali.

Penelitian lain juga mengatakan, bahwa terjadi peningkatan hormon endorfin dan serotonin, yang biasa disebut dengan hormon bahagia. Peningkatan hormon ini, dapat membantu tubuh merasa rileks, tenang, dan bahagia. Maka, seseorang akan lebih yakin dapat menyelesaikan masalah yang ada dan berusaha mencari jalan keluar terhadap tekanan.

Penulis merupakan kader PAC IPPNU Kecamatan Langensari Kota Banjar.

Baca Juga

Stay Connected

0FansSuka
20PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles