Sabtu, September 23, 2023

Gender Sebagai Analisis Sosial Masa Kini

Kutub.id- Isu tentang gender telah menjadi bahasan analisis sosial masa kini, menjadi pokok bahasan dalam wacana perdebatan mengenai perubahan sosial dan juga menjadi topik utama dalam perbincangan mengenai pembangunan dan perubahan sosial.

Beberapa waktu terakhir pula, berbagai tulisan, baik di media massa maupun buku-buku, seminar, diskusi, dan sebagainya banyak membahas tentang protes dan gugatan yang berkaitan dengan ketidakadilan dan diskriminasi.

Hal tersebut disebabkan oleh lahirnya perbedaan peran dalam gender, tanggung jawab, hak, dan fungsi, serta ruang aktivitas perempuan dan laki-laki dalam masyarakat.

Perbedaan tersebut akhirnya membuat masyarakat cenderung diskriminatif dan pilih-pilih perlakuan akan akses, partisipasi, serta kontrol dalam hasil pembangunan perempuan dan laki-laki.

Menurut Ilmu Sosial dan Antropologi, gender berarti perbedaan yang terlihat antara perempuan dan laki-laki dari nilai dan tingkah laku. Pengertian gender pun berbeda dengan pengertian jenis kelamin. Lebih singkatnya, gender dapat diartikan sebagai suatu konstruksi sosial atau seks, menjadi peran dan perilaku sosial.

Kata gender hanyalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik laki-laki dan perempuan yang dibentuk oleh lingkungan masyarakat tempat manusia itu tumbuh, dan bersifat kultural.

Kemudian, mengapa kita perlu memahami gender dalam kehidupan sehari-hari? Karena pada faktanya antara perempuan dan laki-laki adalah relasi yang tak dapat dipisahkan. Mereka adalah relasi yang hampir selalu terjadi di ruang dan waktu kapan pun.

“Gagal memahami relasi dan perempuan berarti gagal memahami relasi kemasyarakatan, kebangsaan, bahkan relasi kemanusiaan.”

Meskipun perempuan dan laki-laki terkadang dibeda-bedakan, semua itu hanya perbedaan secara biologis. Dimana, hal tersebut merupakan pemberian Tuhan yang abadi, yang membedakan hanyalah konstruksi lingkungan itu sendiri.

Berdasarkan penjelasan di atas, saat ini gender telah menjadikan laki-laki dan perempuan adanya perbedaan yang cukup signifikan yang terjadi dimasyarakat. Ketidaksetaraan gender ini menjadi sebuah sistem dan struktur baik perempuan dan laki-laki menjadi korban dari sistem tersebut.

“Dari menyiapkan pakaian pun kita sudah dibedakan sejak kita masih bayi, juga dalam mainan, anak laki-laki misalnya, dia akan dibelikan mobil-mobilan, kapal-kapalan, bola, dan sebagainya. Anak perempuan diberi mainan boneka, alat memasak, dan sebagainya. Ketika menginjak usia remaja, perlakuan diskriminatif lebih ditekankan pada penampilan fisik, aksesoris, dan aktivitas.”

Peran gender telah melahirkan ketimpangan gender, melalui berbagai manifestasi ketidakadilan yang ada, yaitu marginalisasi, subordinasi atau dianggap tidak penting dalam keputusan politik, pembentukan stereotip atau melalui pelabelan negatif, kekerasan (kekerasan), beban kerja (beban) yang lebih lama dan lebih banyak, dan sosialisasi ideologi nilai peran gender.

Dapat kita renungi, bahwa perasaan-perasaan yang kita alami itu dapat menjadi salah satu pengingat bahwa laki-laki dan perempuan adalah manusia biasa yang sama-sama memiliki aspek emosional. Dan oleh karenanya, baik laki-laki dan perempuan sesungguhnya dapat saling memahami beban satu sama lain. Keduanya dapat saling dukung serta bekerja sama. Keduanya dapat berbagi peran dan mencari jalan keluar.

Teks/Foto: Nur Asri Regita Apriani
Editor: Renita

Baca Juga

Stay Connected

0FansSuka
20PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles