Minggu, September 24, 2023

Insan Rabbani; Perwujudan Pelajar NU

Oleh Ahmad Imaduddin Abdillah

Kutub.id- Keanekaragaman agama, suku, adat dan bahasa dalam negara Indonesia merupakan realita yang seharusnya menjadi potensi kekayaan intelektual, budaya dan peradaban. Masyarakat Muslim Indonesia yang notabene mayoritas di tengah-tengah keberagaman, memiliki potensi yang strategis untuk menampilkan wajah Muslim sebagai motor utama dalam menciptakan tatanan peradaban maju dan kokoh di Indonesia dan dunia.

Setiap masyarakat Muslim di Indonesia mulai dari pelajar, mahasiswa, santri, kiai, cendekiawan, petani, saudagar dan sebagainya mengambil peran dalam upaya-upaya membentuk peradaban tersebut, karena dalam membentuk peradaban membutuhkan element yang cukup kompleks di dalamnya, termasuk diantaranya yaitu pendidikan.

Pendidikan memiliki tempat yang strategis dan memiliki determinasi yang kuat dalam membangun dan membentuk suatu peradaban yang maju dan kokoh. Pendidikan sebagai upaya menciptakan dan penguasaan dalam hal ilmu pengetahuan akan memberikan sumbangsih terhadap model suatu peradaban. Dan diantara entitas manusia yang sedang berproses dalam pendidikan salah satunya yaitu pelajar.

Partisipasi pendidikan Pelajar (siswa) Muslim di Indonesia dewasa ini mencapai 80% lebih dari total pelajar yang sedang menempuh pendidikan formal, tersebar di sekolah-sekolah negeri dan juga swasta. Jumlah pelajar Islam dengan presentasi yang besar tersebut tentunya terdapat pelajar NU yang besar pula, mengingat warga NU mencapai 35 % lebih dari populasi Muslim di Indonesia, serta NU sudah menjadi realitas demografi dari masyarakat Muslim Indonesia.

Cukup tingginya partisipasi pendidikan warga NU tentunya diharapkan menjadi salah satu modal utama NU dalam membangun peradaban yang kokoh dan maju. Namun disisi lain, terdapat banyak tantangan yang perlu dihadapi di dunia pelajar dewasa ini, diantaranya yaitu kenakalan remaja, narkoba, tumbuh dan menyebarnya paham paham yang mengarah kepada radikalisme dan ekstrimisme.

Potensi strategis pelajar NU dalam ikut serta membangun peradaban melalui pendidikan dan ilmu pengetahuan berikut beserta tantangan tantangannya tentunya harus diiringi dengan solusi-solusi yang memiliki konsep dan gerakan yang terukur, sistematis serta mudah diterima dan dipahami di kalangan pelajar.

Insan Rabbani-Rabbaniyyin Sebagai Tujuan Risalah Kenabian

Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT untuk mengajak manusia menyembah kepada Allah SWT, menyempurnakan akhlak, mengakhiri zaman kejahiliyahan (kebodohan) dan membimbing manusia selamat dunia dan akhirat. Nabi Muhammad memberikan pemahaman tentang tatanan keagamaan yang bersifat vertikal (Manusia kepada Allah SWT) maupun horizontal (Manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan alam beserta seisinya).

Terdapat beragam predikat manusia di dalam Islam yang menjalankan perintah Allah SWT dan risalah Nabi Muhammad SAW diantaranya mu’minin, muslimin, dan juga ada yang disebut rabbaniyin.

Rabbaniyyin sebagai predikat Hamba Allah SWT, dan menjadi tujuan risalah kenabian Nabi Muhammad SAW disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al Imron ayat 79:

‘Tidak mungkin bagi seseorang yang telah diberi kitab oleh Allah, serta hikmah dan kenabian, kemudian dia berkata kepada manusia, “Jadilah kamu penyembahku, bukan penyembah Allah,” tetapi (dia berkata), “Jadilah kamu pengabdi-pengabdi Allah, karena kamu mengajarkan kitab dan karena kamu mempelajarinya’.

Terdapat banyak tafsir dan uraian tentang hamba Rabbani di dalam kajian Islam diantaranya tafsir dari Muhammad bin Jarir bin Yazid ath-Thabari (imam ath-Thabari) dalam Jami’ul Bayan fi Ta’wilil Quran, beliau memberikan uraian tentang Hamba Rabbani adalah seseorang hamba yang memiliki 5 kriteria tertentu, yaitu: Memiliki Wawasan yang luas, Memahami syariat, memiliki kemampuan manajemen yang baik, memiliki strategi yang tajam dan memiliki peran dalam kemaslahatan kepentingan masyarakat baik dalam hal dunia dan agama.

Merujuk dari ayat al Imron ayat 79, tafsir dan uraian diatas tentang hamba Rabbani, bisa kita pahami secara sederhana bahwa rabbaniyyin adalah manusia-manusia yang selalu mempelajari kitab (belajar, mendalami ilmu pengetahuan) dan selalu mengimplementasikannya.

Insan Rabbani Sebagai Penggambaran Visi dan Misi, Jati Diri serta Citra Diri Pelajar NU

Di dalam mewujudkan tujuan tujuan pendidikan dalam suatu peradaban yang maju dan tujuan pendidikan nasional, dewasa ini menunjukkan laju yang positif dengan tingginya angka partisipasi pendidikan. Namun disisi lain terdapat tantangan dan kendala dalam dunia pendidikan diantaranya  dari dunia pelajar.

Dunia pelajar hari ini menghadapi fenomena yang disebut dengan kenakalan remaja dan menyebarnya pemahaman pemahaman di kalangan pelajar yang mengarah pada radikalisme dan ekstrimisme. melihat dari realita tersebut, Pelajar NU dituntut untuk ikut serta mewujudkan harapan dari tujuan pendidikan  dan menjawab tantangannya melalui konsep dan gerakan sebagai formulasi yang diterima secara ringan dan mudah oleh pelajar.

Norma dan nilai keagamaan memiliki efektivitas sebagai inspirasi dan membentuk kepribadian pemeluknya. Pelajar NU sebagai bagian dari pelajar muslim hendaknya mampu menampilkan dirinya dengan konsep besar dan gerakan besar dengan nuansa atau spektrum pelajar muslim.

Hal ini  diperlukan sebagai sarana dan menjadi formulasi pelajar NU terlibat dalam mewujudkan tujuan pendidikan dan menjawab tantangannya, karena Spirit agama memiliki daya untuk mendorong pemeluknya kepada tujuan tujuan yang dituntun oleh agama, dalam hal ini adalah menghilangkan kebodohan (pendidikan) dan secara bersamaan konsep dan gerakan tersebut mampu menjadi ‘obat’ akan kenakalan kenakalan remaja dan mampu memberikan pencerahan dan meluruskan akan pemahaman-pemahaman yang mengarah pada radikalisme dan ekstrimisme.

Insan Rabbani sebagai perwujudan pelajar NU diharapkan menjadi penggambaran dari ide besar untuk melahirkan arus gerakan besar Pelajar NU yang berfungsi sebagai upaya dalam mewujudkan tujuan pendidikan dan menjawab tantangannya. Insan Rabbani yang terefleksikan dari diksi agama dimanifestasikan oleh pelajar NU dengan definisi pelajar yang berilmu, berwawasan luas, berbudi luhur dan bertaqwa.

Berilmu ialah mempunyai pengetahuan agama (spiritual) dan umum (rasional) secara sistematis. Berpandangan luas ialah memiliki cara berpikir yang rasional, dinamis, terbuka dan berpikir maju. Berbudi luhur ialah memiliki sifat yang terpuji baik dalam pikiran dan tindakan. Taqwa ialah memiliki keyakinan bahwa segala pemikiran dan tindakan harus dalam perwujudan ketaqwaan. Ketaqwaan adalah eksistensi tertinggi sebagai seorang hamba Allah SWT.

Refleksi tu’allimuna al kitab dan tadrususun dalam surat Al-Imron:79 diejawantahkan sebagai orientasi aksi Pelajar NU yaitu belajar dan berjuang sehingga predikat Rabbani melekat dalam pelajar NU sebagai bentuk hamba yang bertaqwa.

Perwujudan pelajar NU sebagai Insan Rabbani menjadi upaya pelajar NU untuk bisa meleburkan Visi dan Misi Besarnya didunia pelajar dan secara bersamaan menjadi Jati Diri dan Citra Dirinya sehingga  pelajar NU menjadi prototype dari pelajar muslim dan pelajar Indonesia (baik secara organisasi dan individu) yang terlibat aktif dalam upaya upaya mewujudkan pelajar yang berilmu, berwawasan luas, berbudi luhur, memiliki rasa cinta tanah air dan ketaqwaan. Maka, tercapainya tujuan pendidikan dan terciptanya peradaban yang maju adalah sebuah keniscayaan. Wallahu a’lam.

Penulis adalah Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU 2019 – 2022, Steering Committee Kongres IPNU XX, dan Santri PP Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo Kota Banjar.

Baca Juga

Stay Connected

0FansSuka
20PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles