Kutub.id- Dalam berbagai transaksi sehari-hari mungkin kamu sering menjumpai kwitansi yang disediakan oleh Penjual. Kwitansi sendiri merupakan surat yang diberikan kepada pembeli sebagai bukti pembayaran yang sah. Lantas, bagaimakah cara menulis kwitansi itu sendiri?
Meski terlihat mudah, nyatanya kerap kali ditemukan kekeliruan pada penulisannya. Oleh karena itu, kamu perlu memahami cara penulisannya serta mengetahui elemen apa saja yang terdapat dalam kwitansi.
Elemen-elemen yang terdapat dalam kwitansi
Sebelum menulis kwitansi, terlebih dahulu kamu harus mengetahui elemen yang terdapat dalam kwitansi agar saat menulis sesuai dengan fungsi dari elemen itu sendiri. Berikut beberapa elemen dalam kwitansi:
Nomor Kwitansi
Secara umum, nomor kwitansi sendiri merupakan nomor urut dari kwitansi yang sudah dipakai. Dengan menambahkan nomor kwitansi dapat memudahkan anda untuk mengentahui jumlah kwitansi yang sudah dikeluarkan, maupun untuk identifikasi setiap transaksinya.
Keterangan Pemeri Kwitansi
Bagian yang terletak setelah nomor ini, menerangkan pemberi dari kwitansi tersebut. Biasanya dapat menggunakan nama orang ataupun perusahaan yang menyerahkan uang tersebut.
Jumlah Uang
Komponen yang tak kalah penting yaitu keterangan jumlah uang. Penulisan jumlah uang tersebut ditulis dengan huruf agar memudahkan penerima untuk mngetahui besaran uang yang ia terima. Adapun penulisan jumlah uang berupa angka terdapat pada bagian bawah kiri kwitansi.
Tujuan Pembayaran
Bagian ini menerangkan tujuan dari pembayaran pada transaksi tersebut. Selain itu, anda juga dapat melengkapinya dengan menulis jenis produk maupun transaksi yang terjadi dan hal lainnya yang perlu dicantumkan.
Hari dan Tanggal
Sudah menjadi hal umum jika hari dan tanggal merupakan komponen wajib yang mesti dicantumkan pada setiap administrasi baik itu dalam pembayaran maupun kegiatan lainnya. Dalam kwitansi, keterangan ini dicantumkan di atas kolom tanda tangan.
Tanda Tangan, Materai, dan Stempel
Supaya bukti pembayaran lebih terpercaya maka perlu dibubuhi tanda tangan. Tak jarang juga, tanda tangan dilengkapi dengan materai dan stempel terutama untuk jumlah pembayaran yang besar. Hal ini juga merupakan komponen keabsahan dan legalitas dari kwitansi itu sendiri.
Setelah kamu mengetahui elemen yang terdapat dalam kwitansi, maka kamu dapat langsung mempraktekannya. Lantas, bagaimanakah cara menulisnya? Yuk simak, berikut cara menulis kwitansi yang baik dan benar:
1. Ketahui data dan informasi penting transaksi
Mengeluarkan secarik kwitansi tidak boleh asal sembarangan, oleh karena itu sebelum menulisnya terlebih dahulu kamu mengetahui detail informasi transaksi. Jangan sampai kamu kebingungan apa yang hendak kamu tulis pada kwitansi tersebut bahkan tidak tahu transaksi apa yang sedang kamu jalankan. Adapun data dan informasi tersebut seperti identitas penerima, jumlah uang, maupun tujuan pembayaran dan detail transaksi lainnya.
2. Gunakan bolpoin hitam untuk menulisnya
Jangan anggap sepele penggunaan bolpoin pada kwitansi. Gunakan bolpoin hitam supaya tulisan lebih jelas dan resmi. Hindari penggunaan bolpoin berwarna pada penulisan kwitansi manual. Begitupula pada kwitansi digital, gunakan warna hitam pada warna font penulisannya.
3. Lengkapi tanda tangan dengan stempel dan materai
Membubuhkan stempel perusahaan dan materai sangat berguna untuk menjamin keabsahan kwitansi. Biasanya, materai digunakan untuk transaksi besar. Sedangkan untuk transaksi kecil tidak wajib untuk menggunakan materai.
4. Cantumkan semua informasi yang dibutuhkan
Setelah kamu mengetahui seluruh informasi dan data penting transaksi, maka anda dapat langsung mencantumkannya pada kwitansi sesuai dengan bagiannya. Pastikan kamu menulisnya dengan benar dan sesuai agar tidak terjadi kekeliruan.
5. Jangan membubuhkan tanda tangan pada kwitansi kosong
Jangan sepelekan tanda tangan pada kwitansi, karena dapat merugikan kita sendiri apabila ada yang menyalahgunakannya. Oleh karena itu, tulislah terlebih dahulu data transaksi yang telah anda lakukan, kemudian bubuhkan tanda tangan dan lengkapi dengan materai bila diperlukan.
Dalam penggunaan kwitansi sendiri, terdapat transaksi besar dan transaksi kecil. Secara umum, keduanya memiliki fungsi dan tujuan yang sama namun memiliki beberapa perbedaan. Penggunaan kwitansi pada transaksi besar memerlukan materai dengan nominal transaksi di atas Rp. 1.000.000. Selain materai, kwitansi transaksi besar juga kerap dilengkapi dengan stempel perusahaan atau instansi terkait yang melakukan transaksi.
Kwitansi pada transaksi besar ini biasanya memerlukan berkas-berkas lainnya seperti surat perjanjian bisnis dan sebagainya. Umumnya, digunakan oleh partai besar, perkantoran, manufaktur dan bisnis besar lainnya. Adapun kwitansi transaksi kecil, umumnya digunakan pada transaksi sehari-hari yang sering kita lakukan, seperti transaksi di grosir maupun pertokoan.
Nah, itulah beberapa cara menulis kwitansi yang baik dan benar serta perbedaan penggunaan kwitansi pada berbagai transaksi yang sering kita jumpai sehari-hari. Walaupun terlihat mudah, tak jarang banyak orang yang keliru saat menggunakan kwitansi sehingga berujung pada masalah yang merugikan diri sendiri.
Oleh karena itu, jangan sampai anda salah dalam menggunakannya karena mungkin dapat berakibat fatal. Sekecil apa pun transaksi kamu, kwitansi tetap memiliki kekuatan hukum tersendiri terlebih jika dibubuhi materai. Oleh karena itu, jangan sampai keliru dalam menulisnya maupun penggunaannya.
Sekarang kamu sudah paham bagaimana cara menulis kwitansi yang baik dan benar. Kamu dapat langsung mempraktikkannya pada berbagai transaksi sehari-hari. Semoga ulasan ini bermanfaat, selamat menulis!
Editor: Renita