Tasikmalaya, kutub.id
Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat NU Jawa Barat Nyai Hirni Kifa Hazefa dalam sambutannya menekankan untuk tertib administrasi, terkhusus ibu-ibu muda yang ikut Fatayat NU, namun belum pernah mengikuti jenjang kaderisasinya.
“Kalau ngaku fatayat NU, minimal harus ikut LKD, karena itu jenjang kaderisasi awal yang harus ditempuh untuk menjadi kader Fatayat NU,” ujarnya saat menghadiri kegiatan Latihan Kader Dasar (LKD) yang digelar oleh Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama (Fatayat NU) Kota Tasikmalaya di Hotel Grand Metri, Senin (31/1).
Selain itu, ia juga menyampaikan salah satu program unggulannya di PW Fatayat NU Jawa Barat di bidang kaderisasi yaitu PDKT. PDKT ini adalah sebuah pendekatan dan pengenalan Fatayat NU kepada calon peserta LKD yang dilaksanakan pra LKD.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PC Fatayat NU Kota Tasikmalaya, Affi Endah Nafilah berharap, output atas dilaksanakannya LKD ini, para peserta bisa memahami materi yang akan disampaikan oleh para instruktur, seperti ke-Fatayat-an, citra diri, analisis gender, ke-NU-an dan ke-Aswaja-an. Menurutnya, banyak sekali kader Fatayat NU yang hanya tumbuh dari kultur.
“Contohnya, karena ayahnya NU, ibunya Muslimat, ya dia ikut-ikutan aktif di Fatayat NU, walaupun belum mengikuti pengkaderan. Makanya LKD ini penting untuk diikuti,” katanya yang juga ketua IKA IPPNU Jawa Barat.
Dari hasil laporan yang disampaikan oleh Ketua Pelaksana LKD, Suci Noorbayani, tercatat ada 250 peserta dari berbagai provesi yang mengikuti LKD ini.
“Sebetulnya masih banyak yang daftar ikut LKD, namun kuotanya kami batasi 250 peserta,” ungkapnya.
Ia juga penyampaikan bahwa, materi materi dalam LKD ini dipersingkat dan tidak dimaksimalkan. Karena itu, setelah LKD, peserta harus mengikuti Rencana Tindak Lanjut (RTL).
“Di RTL lah materi materi akan diperluas dan peserta akan diberi tugas, baik itu mereview materi dalam bentuk literasi, ataupun yang lainnya,” pungkasnya.
Pewarta: Ilham Abdul Jabar