Kutub.id– Nama lengkapnya adalah Lubabah al-Kubra binti Al-Harits bin Hazn, istri dari al-‘Abbas bin ‘Abdul Muthalib. Dari pernikahannya itu, ia dikaruniai enam orang putra yang mulia dan pandai. Mereka adalah al-Fadhl, Abdullah, Ubaidullah, Qatsam, Abdurrahman, dan Ma’bad. Lubabah dikenal dengan nama kunyah Ummu Fadhl yang diambil dari nama putra pertamanya. Ia termasuk perempuan yang berkedudukan tinggi dan mulia di kalangan para perempuan lainnya dan juga merupakan salah satu perempuan dari empat perempuan yang dinyatakan keimanannya oleh Rasulullah.
Bukan hanya itu, hubungan antara Lubabah dengan keluarga Rasulullah bisa dibilang cukup dekat. Hal tersebut karena Lubabah merupakan ibu susuan dan pengasuh cucu Rasulullah. Hasan dan Husein. Ia Pun dikenal sebagai ibu yang penuh kasih sayang dan pandai mendidik anak . Oleh karena itu Lubabah sudah dipercaya oleh Rasulullah untuk menjadi pengasuh dari cucu-cucu beliau.
Kisah ini dinyatakan oleh Ibnu Sa’ad dalam karyanya. Pada suatu hari Lubabah bermimpi yang menakjubkan. Ia pun segera mendatangi Rasulullah untuk menceritakan mimpinya tersebut.
“Wahai Rasulullah, saya bermimpi seolah-olah sebagian dari anggota tubuhmu berada di rumahku,” tutur Lubabah.
Mendengar hal tersebut, Rasulullah pun tersenyum dan berkata “Itu merupakan mimpi yang baik wahai Ummu Fadhl. Insya Allah kelak Fatimah akan melahitkan seorang anak laki-laki seorang anak laki-laki yang nanti akan engkau susui dengan susu yang engkau berikan untuk anakmu (Qatsam).”
Lubabah amat gembira mendengar kabar tersebut. Ia dengan penuh harap menanti kelahiran anak Fatimah, putri rasulullah. Tak selang berapa lama, mimpi tersebut menjadi kenyataan. Fatimah melahirkan anak laki-laki yakni Hasan dan Husein. Lubabah segera mendatangi Fatimah untuk memulai tugasnya merawat dan mengasuh cucu Rasulullah. Dengan penuh kasih sayang, Hasan dan Husein dirawat dan disusui bersama dengan anak-anaknya sendiri, hingga cucu Rasulullah tersebut mulai bisa bergerak kesana kemari.
Selama mengasuh keduanya, Lubabah pernah mendapat pengajaran dari Rasulullah, yaitu ketika Hasan menangis dan kencing di pangkuan Kakeknya. Kemudian Lubabah meminta Rasulullah untuk mengganti bajunya. Namun Rasulullah hanya meminta Lubabah mengambilkan air untuknya. Kemudian Rasulullah bersabda “Apabila kita terkena kencing seorang bayi laki-laki yang hanya mendapat susu ibu, cukup dipercikkan air ke tempat yang dikencinginya. Apabila bayi itu perempuan, maka cucilah bagian yang terkena kencing tersebut”.
Peristiwa ini kemudian menjadi dalil cara membersihkan najis kencing seorang bayi. Hampir semua hadis yang diriwayatkan oleh Lubabah binti al-Harits ini menunjukkan perannya sebagai pengasuh dari cucu Rasulullah, Hasan dan Husein.
Selain dikenal sebagai ibu pengasuh cucu Rasulullah yang berhati lembut dan baik, ia pun dikenal sebagai mujahid yang pemberani. Dari kisah Lubabah binti Al Harits ini. menjadi bukti sejarah bahwa para sahabat perempuan pada masa Rasulullah tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga saja, namun bisa tampil di wilayah publik.
Wallahu a’’lam
Teks/Gambar : Zakiya Norma Yunita/Magang
Editor : Siti Fatonah