Oleh M Shubhan Hudzaifa
IPNU dan IPPNU merupakan organisasi keterpelajaran yang terdiri dari pelajar, santri dan mahasiswa, IPNU-IPPNU mempunyai trilogi, salam pelajar! Belajar, Berjuang, Bertakwa. melihat hal ini Sudah semestinya kader IPNU-IPPNU mengimplementasikan triloginya dalam kehidupan sehari, agar mempunyai tujuan dengan penuh semangat dalam belajar, keinginan dalam berjuang, dan mengharap ridho Allah dalam ketakwaan.
Trilogi pertama yaitu Belajar, belajar menjadi salah satu kebutuhan dalam menjalani kehidupan sehari-sehari, seperti pada pelajar di sekolah sudah pasti belajar dalam bidang pendidikannya, santriwan-santriwati belajar di pondok pesantren dengan ilmu agama dan ciri khasnya ngaji kitab kuning, mahasiswa belajar dam bidang akademisnya. Bukan hanya itu, istilah belajar adalah sebagai upaya perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan seperti membaca, mendengar, mengamati, meniru dan lain sebagainya. dengan kata lain, belajar merupakan aset kegiatan psikofisik untuk menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Dalam Al-Qur’an istilah belajar sudah di jelaskan pada QS. Al-Alaq/96[1-5]
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ ١ خَلَقَ الْاِنْسَانَ
مِنْ عَلَقٍۚ ٢ اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ ٣ الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ ٤ عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ ٥ ( العلق/96: 1-5)
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al-‘Alaq/96:1-5)
Ayat di atas, mengandung pesan ontologis tentang pentingnya belajar, melihat dari segi sejarah bahwa Nabi Muhammad SAW yang Ummi (buta huruf aksara) ia diperintahkan untuk belajar membaca, yang dibaca itu objeknya bermacam-macam, dan ayat–ayat yang tertulis (Al-Qur’an), dan ada pula ayat-ayat yang tidak tertulis (ayat al-kauniyah). Hasil yang ditimbulkan belajar dengan usaha belajar ayat-ayat kauniyah kita bisa memahami ilmu agama seperti, ilmu fiqih, hadits, tafsir, tauhid, dan semacamnya. Sedangkan hasil yang dapat kita petik dari belajar ayat-ayat al-kauniyyah , menghasilkan sains seperti, fisika, biologi, kimia, astronom, sosial, dan semacamnya.
Dari penjelasan di atas dapat kita memahami bahwa istilah belajar dalam trilogi kader IPNU-IPPNU menjadi hal yang sangat penting, dengan belajar kita bisa mengetahui berbagai ilmu, ilmu agama dan ilmu dunia, ini merupakan salah satu bentuk kewajiban bagi kader IPNU-IPPNU betapa pentingnya belajar, dengan belajar kita bisa mengoptimalkan ilmu yang sudah kita pelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua berjuang, trilogi berikutnya yaitu berjuang. Dalam menikmati fase kehidupan ini manusia dituntut untuk terus berjuang dalam menghadapi situasi dan kondisi yang mereka alami. Didunia ini segala perjuangan harus kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, jika perjuangan selalu ada dalam diri manusia maka segala apa yang mereka cita-citakan bisa tercapai.
“Life is a struggle” begitulah orang inggris bilang bahwa hidup adalah perjuangan. Artinya dalam hidup ini harus ada sebuah usaha dari kita untuk bisa maju. Kadang manusia hanya bisa menyalahkan takdir sebelum berusaha, hal ini yang tidak seharusnya kita pikirkan, karena benar apa yang dikatakan Gus Miftah “Allah itu tidak melihat usaha kita dari hasilnya, tapi melihat dari proses dan perjuangnya”. Maka dari itu sudah semestinya manusia harus terus berusaha sekuat mungkin.
Dalam Al-Qur’an dijelaskan pada surah Ali ‘Imron ayat 139, Allah SWT berfirman:
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ١٣٩ ( اٰل عمران/3: 139)
“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman. (Ali ‘Imran/3:139)
M. Quraish Shihab menafsirkan ayat tersebut dalam tafsirnya Al-Misbah mengatakan bahwa janganlah kalian merasa lemah lalu tidak ada rasa untuk berjuang dan berperang karena hal-hal yang menempa diri kamu sekalian, janganlah pula meratapi saudara-saudara kalian yang gugur! kalian, berkat dukungan Allah, keimanan, dan kebenaran yang kalian bela merupakan lebih tinggi dari itu semua. Dan kemenangan akan selalu berada dipihak kalian bila keimanan kalian betul-betul kuat dan sepenuh hati.
Melihat dari apa yang dikatakan M. Quraish shihab sudah jelas bahwa manusia tidak boleh lemah dan tidak putus asa dalam berjuang di kehidupan ini. Maka harus ada perjuangan dalam segala tindakan agar semuanya bisa dikatakan menang dalam hidup ini. Melihat tulisan di atas, bisa dipahami betul bahwa kader IPNU-IPPNU bukan hanya berjuang untuk organisasinya saja, melainkan harus bisa berjuang dari segala lini, agar apa yang mereka inginkan bisa tercapai.
Ketiga, trilogi terakhir yaitu bertakwa, dalam definisi secara umum bahwa bertakwa ialah menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dalam Al-Qur’an orang yang bertakwa disebut Muttaqien” Muttaqien adalah orang-orang yang meyakini akan kebenaran keberadaan Allah, menerima segala petunjuk-Nya dengan lahir dan batin. Sedangkan Al-Thabari ketika menafsirkan
ٰهِ ۗيُوْرِثُهَا مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ ١٢٨ ( الاعراف/7: 128)
“Dan kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-A’raf/7:128)
Maksudnya adalah nabi Musa berkata “kesudahan yang terpuji itu bagi orang-orang yang bertakwa dan senantiasa merasa diawasi oleh Allah SWT, takut kepada Allah dengan menjauhi segala perbuatan maksiat dan melaksanakan semua kewajiban.
Dari keterangan yang ditulis Al-Thabari kader IPNU-IPPNU harus lebih ditingkatkan kembali dalam segi ibadah, dengan itu, maka segala gerak-gerik kita didunia akan diawasi oleh Allah SWT, dan sudah semestinya merasa takut dan berdosa ketika meninggalkan apa yang perintahkan-Nya, Dengan demikian konsep trilogi IPNU-IPPNU dengan semboyan salam pelajar! Belajar, Berjuang, Bertakwa, sudah semestinya dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, agar terwujudnya kader yang mempunyai nilai pengetahuan, ketekadan dalam berjuang, dan keimanan untuk bertakwa, agar sukses hidup dunia dan akhirat.
Penulis adalah Wakil Sekretaris PC IPNU Kabupaten Cirebon