Kutub.id – Ictwatch bekerjasama dengan Whatsapp Indonesia dan didukung oleh Pemetintah Provinsi Jawabarat, Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Badan Pengawas Pemilian Umum (Bawaslu), GLND SiberKreasi dan Relawan Tik menyelenggarakan Seminar dan Workshop Lawan Misinformasi Untuk Pemilu Sehat pada kamis, (16/11/2023).
Acara ini digelar di Aula Barat Gedung Sate dan dihadiri lebih dari 30 organisasi yang berasal komunitas penggiat literasi digital dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Acara di buka dengan menyanikan lagu Indonesia raya kemudian dilanjut dengan sambutan dari para pejabat publik yang hadir.
Acara Seminar dan Workshop Lawan Misinformasi Untuk Pemilu Sehat yang di gelar di Bandung ini adalah rangkaian acara terakhir dari tour kota yang dilakukan Ictwatch dan Whatsapp Indonesia. Kota pertama yang di kunjungi adalah Ternate, Manado, Pekanbaru, Kupang, Samarinda, Jayapura, Jakarta dan terakhir, Bandung.
Acara ini dilatar belakangi oleh urgensi Indonesia yang akan menghadapi pesta demokrasi di tahun 2024. Pemilihan umum (Pemilu) menjadi momen penting dalam kehidupan demokrasi suatu negara. Melihat digitaisasi yang begitu masif, tentu menjadikan hoaks dan misinformasi dapat dengan mudah menyebar melalui media sosial dan platform teknologi digital lainnya. Ini bisa merusak integritas pemilu, mengancam kepercayaan publik terhadap proses pemilihan, dan bahkan dapat mempengaruhi hasil dari pemilihan itu sendiri.
Penanganan misinformasi khususnya terkait Pemilu menjadi sangat penting. Salah satu hal yang perlu didorong agar dapat menekan dampak dari misinformasi menjelang Pemilu ini adalah dengan meningkatkan literasi digital di tengah masyarakat. Literasi digital merupakan hal yang penting untuk dikuasai oleh para pengguna internet.
Manager kebijakan publik whatsapp indonesia Ester Sambho sebagai salah satu penyelenggara acara mengatakan Bandung dipilih menjadi kota terakhir karena Bandung menjadi simbol kemerdekaan, kebebasan dan juga perbedaan. Lebih dari, itu Ester mengatakan ketika menjelang pemilu misinformasi akan banyak sekali ditemukan.
“Ini menjadi topik yang sangat hangat menjelang pemilu karena banyak sekali misinformasi. Untuk itu kita menyelenggarakan seminar dan workshop seperti ini agar kit abisa sama-sama bisa di lingkungan masing-masing bisa menjadi agen perubahan di komunitas kita semua melawan misinformasi.” Ujarnya pada kamis, (16/11/2023)
Ester mengatakan whatsapp sebagai aplikasi yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia selalu berkomitmen untuk menjaga pemilu yang damai dan juga sehat. Karenaya Whatsapp menjadi salah satu pelopor terselenggarakannya acara ini.
Setelah sambutan, acara di lanjut dengan pemaparan materi dari jabar siber hoax, Alfianto Yustinova, Bijak Memilih, Yosi Ramadhani dan relawan TIK Jawa Barat yakni Nurfajar Muharom.
Salah satu pemateri, Yosi Ramadhani dari Bijak memilih mengatakan orang muda akan menjadi pemilih mayoritas tahun ini. “gen z dan milenial akan menjadi mayoritas dari pemilih. Sebenarnya apa sih artinya? Kenapa itu menjadi penting? Memang angka partisipasi pemulu muda itu memang naik, tapi sayangnya polarisasai itu terjadi dan juga menguat. Dan untuk melihat statistiknya sekarang jumlah pemilih naik dan penetrasi internet juga naik. Dan itu kenapa literasi digital harus digaungkan karena di situlah tempatnya orang-orang berada.” Tuturnya.
Tahun politik kali ini, kita di hadapkan dengan 5 pemilihan sekaligus yakni pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI, DPRD Profinsi, DPR Kabupaten Kota, dan DPD. Untuk itu kita harus cermat jangan sampai termakan oleh berita tipu-tipu atau berita bohong ketika pemilu datang. Literasi digital bisa menjadi salah satu cara untuk mencerdaskan masyarakat agar pintar dalam memilih.