KUTUB.ID– Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri (Jalaluddin Rumi) atau sering pula disebut dengan nama Rumi adalah seorang penyair sufi yang lahir di Balkh (sekarang Samarkand) pada tanggal 6 Rabiul Awal tahun 604 Hijriah atau tanggal 30 September 1207 Masehi.
Jalaludin Rumi dikenal dengan karya-karyanya yang fenomenal seperti Fihi Ma Fihi, Al-Majalis as-Sab’ah, dan Majmu’ah min ar-Rasa’il. Selain itu, ia juga dikenal dengan manifestonya tentang cinta dan kebijaksanaan. Berikut adalah beberapa manifestasi cinta dan kebijaksanaan Jalaludin Rumi:
”Cinta mengubah kekasaran menjadi kelembutan, mengubah orang tak berpendirian menjadi teguh berpendirian, mengubah pengecut menjadi pemberani, mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan, dan cinta membawa perubahan-perubahan bagi siang dan malam”.
”Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata, kusimpan kasih-mu dalam dada”.
”Selamat tinggal hanya untuk mereka yang suka dengan mata mereka. Karena bagi mereka yang suka dengan hati dan jiwa, tidak ada hal seperti pemisah”.
”Dia adalah yang tidak mempunyai ketiadaan, saya mencintainya dan saya mengaguminya”.
”Perkecillah dirimu, maka kau akan tumbuh lebih besar dari dunia. Tiadakan dirimu, maka jati dirimu akan terungkap tanpa kata-kata”.
”Hawa nafsumu adalah induk segala berhala; berhala jasmani adalah ular, namun berhala rohani adalah naga”.
”Jangan berduka. Apa pun yang hilang darimu akan Kembali lagi dalam wujud yang lain ‘’.
”Jangan kau seperti iblis, hanya melihat air dan lumpur ketika memandang adam’’.
’’Dengan cinta, yang pahit menjadi manis. Dengan cinta, tembaga menjadi emas. Dengan cinta, sampah menjadi jernih. Dengan cinta, yang mati menjadi hidup. Dengan cinta, raja menjadi budak. Dari ilmu, cinta dapat tumbuh. Pernahkah kebodohan menempatkan seseorang di atas takhta seperti ini ?”
”Juallah kepandaianmu dan belilah kebingunganmu”.
”Luka adalah tempat di mana cahaya memasuki Anda”
”Kematian adalah jembatan yang menghubungkan orang yang mencintai dengan yang dicintainya”.
”Yang tergelap di dunia adalah rumah kekasih tanpa kekasih”.
”Kata-kata lembut yang kita katakana kepada pasangan kita tersimpan di suatu tempat rahasia di surga. Pada suatu hari, mereka akan berjatuhan bagaikan hujan, lalu tersebar, dan misteri cinta kita akan tumbuh bersemi di segala penjuru dunia”.
”Ketika aku jatuh cinta, aku merasa malu terhadap semua. Itulah yang dapat aku katakan tentang cinta”.
(Aden)