Kutub.id- Lantas hari-hari melesat cepat, pagi beranjak datang, siang segera ditempuh, dan sore tak lama lagi terlewati.
Ketika kehilangan itu datang, tidak seorangpun yang siap menyambutnya, dan siap menerimanya. ini menjadikan pelajaran agar sedari dini mempersiapkan bekal baik untuk dirinya maupun untuk orang yang ditinggalkannya. Karena kehilangan datang tanpa diundang.
Hariku menemui pahitnya kehidupan, hal yang tak diinginkan tiba mengetuk pintu tanpa permisi. Kemarin masih tertawa menikmati kebahagiaan bersama, senyummu masih dan terus membekas, kasih sayangmu terukir abadi di lubuk hati yang paling dalam.
Hati tiba-tiba tergugu sedih, tertikam sesak, tersungkur terluka, telah hilangnya rasa atas pengharapan yang saat ini diperjuangkan untuk membanggakan. Motivator terbaikku, maaf, laki-laki bungsumu yang menjadi harapan besar cita-citamu belum sempat membahagiakanmu.
Namun jaminan terangnya alam kuburmu akan kuperjuangkan dengan doa dan amalan, sebagaimana doa yang dipanjatkanmu untukku dalam setiap sujudmu yang tak pernah lelah. Menjadi anak yang berbakti merupakan alternatif saat ini untuk membahagiakanmu, seperti ungkapan hadis, salah satu amal yang tidak akan terputus yaitu doa anak sholeh. Doa-doa kupanjatkan semoga bisa menjadi jaminan sebagai rahmat, tenangnya dan bahagianya umi di surga.
Kini tujuh hari kesempatanmu untuk menengok sanak saudaramu sudah usai. Selamat jalan, selamat menikmati indahnya keabadian. Hj Asiah binti Mahkudin, Al Fatihah.