Rabu, November 29, 2023

Mengenal Jenis, Penyebab, Diagnosis dan Penanganan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Kutub.id – Kita semua tahu kebayakan anak kecil akan bertingkal aktif dan penuh energi. Seringkali mereka teledor dan sulit untuk fokus akan satu hal. Namun hal ini harus tetap di waspadai. Pasalnya ini mirip dengan ciri dari gejala ADHD (attention deficit hyperactivity disorder).

ADHD adalah masalah kesehatan mental yang identik dengan anak-anak. Gangguan pada perkembangan saraf ini bisa menyebabkan penderita mengalami masalah perhatian, hiperaktif dan impulsif. Gangguan ini berkaitan dengan perkembangan otak. Orang yang mengalami ADHD sulit memiliki kendali atas perilaku dan/atau daya kognitif yang sesuai dengan usianya.

Sebenarnya kondisi ini bisa mempengaruhi seseorang seumur hidupnya. Maka, ketika dokter mendiagnosis seseorang mengalami gangguan ini pada masa kanak-kanak, perlu secepatnya di tangani agar sang anak dapat mengendalikan gejalanya hingga dewasa.

Gangguan ADHD ini dibedakan menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama adalah Dominan inatentif. Ini membuat pengidapnya akan kesulitan untuk fokus dan memusatkan perhatiannya terhadap satu hal.

Lalu ada dominan hiperaktif-impulsif yang membuat pengidapnya akan bertindak hiperaktif dan impulsif atau erbuat tanpa memikirkan dampaknya.

Yang terakhir adalah Kombinasi inatentif dan hiperaktif-impulsif. Ini adalah gabungan dari dua kelompok ADHD sebelumnya.

Kutubers pasti bertanya-tanya “sebenarnya apa sih penyebabnya?” Nah, sayangnya hingga kini penyebab ADHD belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor risiko yang bisa memicu terjadinya ADHD. Faktor risiko dari ADHD adalah sebagai berikut:

1. Faktor genetik.

2. Cedera otak.

3. Kelahiran prematur.

4. Berat badan bayi baru lahir yang rendah.

5. Paparan zat kimia, seperti timah, ketika sang ibu dalam masa kehamilan.

6. Memiliki kebiasaan buruk saat hamil seperti merokok dan mengonsumsi alkohol.

7. Kurangnya perhatian orang tua.

Penanganan yang bisa dilakukan untuk seseorang yang menderita ADHD ini bisa dengan obat-obatan atau psikoterapi. Namun, orang tua, keluarga, pengasuh, dan guru di sekolah juga membutuhkan bimbingan untuk menghadapi anak dengan ADHD.

ADHD tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, tetapi penanganan yang diberikan dapat meredakan gejala dan membantu penderita untuk menjalani hidup dengan normal.

Penulis: Tasya Alifa Hasna

Sumber: primayahospital.com, alodokter, halodoc, siloamhospitals.com

Baca Juga

Stay Connected

0FansSuka
20PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles