Menghafal Al-Qur’an Sendirian, Bolehkah?

Saat ini menghafal Al-Qur’an sudah menjadi tren. Ada tendensi kuat agar umat Islam bisa menghafal Qur’an dengan baik. Bagi mereka yang sudah menghafal, terkadang tak mau menambah hafalannya, mereka hanya ingin menjaga agar tidak lupa.

Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, memungkinkan seseorang bisa belajar semua ilmu tanpa adanya guru. Lalu, apakah boleh belajar dan menghafal Al-Qur’an sendirian?

Menurut kamus bahasa Arab, kata menghafal berasal dari kata حفظ -يحفظ – حفظا yang berarti memelihara, menjaga, menghafal. Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menghafal adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat. Sehingga, menghafal Al-Qur’an merupakan usaha sadar dan sungguh-sungguh untuk mengingat serta meresapkan bacaan Al-Qur’an ke dalam pikiran seseorang menggunakan strategi tertentu.

Moenawar Chalil menjelaskan dalam buku Kembali Kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, seseorang diperbolehkan mempelajari Al-Qur’an menggunakan sarana CD, kaset, maupun YouTube. Namun, ada cara yang paling benar, yaitu didampingi oleh seorang guru. Guru akan memperbaiki bilamana sang murid keliru dalam membaca dan melafazkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan talaqqi dan musyafaha (menerima pelajaran dengan berhadapan langsung) kepada guru.

Sebagaimana para Ahlul Qur’an bertalaqqi langsung kepada gurunya, gurunya bertalaqqi kepada gurunya lagi sampai kepada para qari’ dari kalangan Tabi’in. Kemudian mereka bertalaqqi kepada qari’ dari kalangan Sahabat RA hingga sampai kepada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bertalaqqi kepada Malaikat Jibril yang menerima Al-Qur’an dari Allah SWT.

Menghafal Al-Qur’an sendiri tanpa ada guru itu boleh, akan tetapi lebih baik apabila ada guru yang menyimak atau menerima setoran hafalannya supaya ada sanad yang menyambung dari guru ke guru. Sehingga, sampai kepada Rasulullah SAW.

(Renita)