Oleh Delis Yayi Siti Maryam
Kutub.id – Feminisme hadir untuk melawan patriarki dan membuat perempuan serta gender non maskulin lainnya diakui sebagai manusia seutuhnya.
Menjadi seorang feminis dimulai dari keresahanku terhadap realita yang terjadi, perempuan selalu dikategorikan makhluk nomor dua. Perempuan selalu menjadi kaum paling rentan terhadap kekerasan seksual, dan peran perempuan selalu dibatasi hanya sampai peran domestik saja.
Hal-hal tersebut terjadi karena pemahaman yang diterima oleh sebagian masyarakat kita, bahwa perempuan hanya tentang “sumur, kasur, dan dapur”.
Banyak sekali Stigma, bahwa feminis adalah seorang perempuan yang menyalahi kodratnya, perempuan yang tidak membutuhkan laki-laki, membenci laki-laki dan sebagainya.
Lagi dan lagi sebelum mendengar “katanya” alangkah baik mencari “faktanya” …
“Ini bukan soal perempuan melawan laki-laki, tapi ini soal melawan struktur sosial yang menindas”
Menjadi seorang Feminis tidak harus perempuan, karena semua orang bisa menjadi Feminis..
Secara pribadi aku meyakini bahwa menjadi seorang Feminis bukan sekedar “berspekulasi” untuk mendapatkan “Validasi” .
Tidak!
Akan tetapi bagaimana melawan penindasan, memperjuangkan dan menghargai sesama tanpa melihat status gender, agama, suku dan rasnya.
Aku sadar belum melakukan banyak hal dan masih harus giat belajar, dan bentuk perjuanganku hanya masih sebatas pada tulisan ini karena perjuangan setiap orang berbeda-beda.
Penulis adalah anggota PC IPPNU Kabupaten Ciamis