“Menolak mitos malam minggu: mengapa setiap malam minggu selalu ada pertanyaan: mau pergi kemana dengan pasanganmu malam ini? Pertanyaan ini lama-lama membuat saya terganggu karena seolah mengingatkan bahwa semua orang harus punya pasangan, dan menganggap perempuan yang tidak punya pasangan adalah perempuan yang kesepian.”
Kutub.id- Apakah setiap malam Minggu semua orang harus bersama pasangannya? Jika tidak ada pasangannya, apakah dunia seketika akan runtuh?
Bayangkan saja, ada berapa malam minggu dalam setahun, dan kita akan ditanya dengan pertanyaan yang sama?
Bisa dihitung kan dalam setahun ini, berapa kali saya harus menjawab pertanyaan:
“Jika tidak dengan pasanganmu, akan kamu habiskan kemana malam minggu ini?”
“Malam minggu kemarin kalian pergi kemana dengan pasanganmu?”
Apa sebenarnya bedanya antara malam minggu yang dihabiskan dengan pasangan atau bukan dengan pasangan? Bagi saya ini tidak ada bedanya.
Saya selalu senang menghabiskan Sabtu malam dengan keluar rumah bersama teman, kadang membaca buku di rumah, sesekali pergi menonton film atau nongkrong sendirian. Jadi, tak ada bedanya antara menghabiskan waktu dengan pasangan atau tidak. Yang lebih penting adalah dalam seminggu, ada dua hari dimana saya bisa mengosongkan otak untuk tak berpikir keras soal aktivitas yang biasanya menyita waktu selama enam hari dalam seminggu.
Sebagai freelancer dan mahasiswi yang kadang sibuk dan tidak, Sabtu menjelang minggu adalah hari yang bisa memanjakan saya. Ini adalah hari dimana saya punya banyak waktu untuk refreshing atau hanya berdiam di rumah.
Namun kenapa ya, saya dan banyak teman perempuan saya sering dipojokkan dengan istilah “Sabtu malam” ini. Selama ini memang selalu ada mitos bagi perempuan yang harus pergi keluar bersama pasangannya jika malam minggu. Jika tidak, maka ia akan dianggap tak punya pasangan, tak punya pacar, tak punya ayang, dan mendapat stigma sebagai orang yang kesepian.
Baca juga: Sang Khumaira, Kecintaan Nabi Muhammad Saw
Pertanyaan berikutnya adalah, apakah semua orang harus mempunyai pasangan untuk menghabiskan malam minggunya? Jika tidak ada pasangannya, apakah malam minggunya akan runtuh?
Karena buat saya, pertanyaan ini tak hanya sekedar ingin tahu apa yang kami lakukan di malam minggu, namun pertanyaan ini juga merujuk ingin tahunya mereka tentang siapa pasangan kami? Jika kami tak punya pasangan, apa salahnya?
Sejak kapan sebenarnya pertanyaan seperti ini muncul? Kata ibu saya, sejak ia kecil, sudah ada pemeo yang mengatakan bahwa malam minggu memang selalu identik dengan malam libur dimana banyak perempuan pergi dengan pasangannya.
Saya hanya tak mau berdebat dengan orang-orang. Maka buat saya, jika pertanyaan ini tidak mengganggu, pasti akan saya jawab. Namun jika pertanyaan: kamu pergi ke mana malam minggumu akan mengganggu, maka akan saya biarkan saja pertanyaan ini, karena buat saya, ini pertanyaan kepo, ingin tahu urusan, dan menganggap orang lain selalu berpikir hal yang sama.
Editor: Renita