Kutub.id- Cinta dimaknai bukan sekedar perasaan yang menyala lalu padam, tetapi melibatkan kesadaran individu dalam memutuskan untuk bisa mencintai seseorang.
“Menurutku, cinta adalah pilihan. Apakah kita mau mencintai orang ini atau tidak.”
Profesor Human Development dari Cornell University, Sternberg mengungkapkan, bahwa salah satu komponen dalam aspek kognitif cinta adalah komitmen, tak lain komitmen jangka panjang maupun jangka pendek.
Komitmen dalam perspektif hubungan romantis dimaknai sebagai salah satu aspek yang dapat menjaga stabilitas cinta yang sering kali diabaikan dalam cara mendefinisikan cinta. Seperti istilah open relationship atau hubungan terbuka mungkin cukup familiar bagi sebagian orang. Hal itu dapat diartikan sebagai sebuah hubungan romantis tanpa komitmen.
Untuk aku pribadi, setelah dulu sempat mencoba hal tersebut ternyata aku gak bisa. Mungkin karena tidak terbiasa, dan ternyata bukan pilihan yang aku mau. Tidak masalah, jika memang kedua belah pihak sepakat akan hal ini, dan membiarkan hubungan dijalani secara terbuka. Kita juga harus memperhatikan kesiapan kita untuk dicintai dan mau dicintai.
Pada dasarnya komitmen bukanlah hal yang datang begitu saja. Hubungan jangka panjang tidak memastikan seseorang berkomitmen pada hubungan tersebut. Komitmen hadir melalui keputusan yang diambil secara sadar untuk menjalani sebuah hubungan termasuk hubungan romantis.
“Kita juga harus memperhatikan kesiapan kita untuk dicintai dan mau dicintai. Jadi, pada dasarnya komitmen bukanlah hal yang datang begitu saja. Hubungan jangka panjang tidak memastikan seseorang berkomitmen pada hubungan tersebut.”
“Jatuh cinta juga bisa membuat diri kita egois, setidaknya menurutku pasti pada satu titik di mana kita merasa menemukan orang yang tepat, pasti kita juga berharap agar hubungan ini berlanjut dalam jangka panjang. Apa pun yang terjadi kita berharap pada akhirnya kita terus berjalan beriringan dengan sosok ini.”
Terakhir, komitmen dalam hubungan tidak mungkin hanya datang dari satu pihak, perlu kesepakatan bersama agar kedua individu yang sedang jatuh hati ini bersedia untuk saling menjaga satu sama lain.
Dalam titik ini juga aku berharap dan berdo’a bahwa aku bisa menemukan orang yang bisa sepakat dan menjadi partner yang bisa menemani aku dalam suka maupun duka. Aku berdo’a pilihan yang aku buat dan aku yakini juga bisa dirasakan oleh sosok pasangan yang akan mendampingi aku kelak.
“Ya, semoga!”
Editor: Renita