Minggu, September 24, 2023

Peran Strategi Gerakan IPNU Dalam Nahdlatul Ulama

Oleh: Muhammad Idom Kholid

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) mempunyai peranan strategis dalam upaya memperkuat sosial politik Nahdlatul Ulama dipentas nasional. Peranan itu terletak pada penyiapan generasi penerus sejak dibangku sekolah, pondok pesantren, dan perguruan tinggi. Pada kader IPNU harus mampu memahami posisinya sebagai bagian strategis dalam keluarga besar Nahdlatul Ulama.

Untuk merealisasikan agenda ini, maka IPNU harus mampu “berekspansi” ke sekolah, pondok pesantren, dan perguruan tinggi. Namun, tidak cukup dengan begitu saja. Apa yang harus dilakukan setelah masuk sekolah, pesantren, dan perguruan tinggi? Masuknya IPNU ke sekolah, pondok pesantren, dan perguruan tinggi harus disertai dengan tawaran yang menggiurkan bagi proses pendewasaan para siswa, santri, dan mahasiswa.

Di sinilah harus ada revitalisasi peran. Demikian juga di pondok pesantren, tidak menyelesaikan masalah hanya dengan “berekspansi” ke lembaga tradisional tersebut. Lebih dari sekolah dan perguruan tinggi, masuknya IPNU ke pondok pesantren dihadapkan dengan tugas yang cukup berat. Sebagai lembaga pendidikan tertua, pondok pesantren menyiapkan potensi dasar bagi keilmuan agama.

Atas realitas inilah, setidaknya IPNU mempunyai dua sisi: sebagai organisasi kaderisasi di dalam tubuh Nahdlatul Ulama dan sebagai organ gerakan pelajar di sisi lain. Sebagai organisasi kader, ia bertugas melakukan kaderisasi bagi Nahdlatul Ulama dan Bangsa. Sementara itu, sebagai organ gerakan pelajar, IPNU mengemban amanat keilmuan dan agenda “perlawanan” terhadap penindasan dalam bentuk apa pun. Di sini sesuai apa yang pernah diucapkan oleh KH. Tholchah Mansoer sebagai pendiri IPNU yaitu “Cita-cita IPNU adalah membentuk manusia berilmu yang dekat dengan masyarakat, bukan manusia calon kasta elit dalam masyarakat”.

Berpijak dari kesadaran ini, IPNU sebagai gerakan pelajar harus melakukan agenda ke pelajaran, yaitu membangun penguatan basis keilmuan dan melakukan suatu bentuk upaya untuk mempengaruhi kebijakan publik dengan melakukan berbagai macam pola komunikasi dengan pihak terkait yang persuasif (advokasi). Dua agenda ini tidak bisa dilepaskan ketika IPNU menyatakan diri sebagai organisasi ke pelajaran.

Dengan berpegang teguh pada tradisi keilmuan, serta mengembangkannya sesuai dengan konteks zaman yang dihadapi, maka IPNU tidak akan gagap. Sebaliknya jika IPNU terus menutup diri atas pengetahuan dari luar, maka IPNU akan kerdil dan terkubur dalam sejarahnya sendiri. Dengan menata IPNU, berarti menyiapkan masa depan Nahdlatul Ulama bagi peradaban dimasa mendatang.

Penulis adalah Departemen Kaderisasi PC IPNu Kabupaten Cirebon

Baca Juga

Stay Connected

0FansSuka
20PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles