Kutub.id- Akhir-akhir ini, istilah literasi menjadi popular dalam perbincangan. Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), literasi adalah kemampuan untuk mengakses, mencerna, serta memanfaatkan informasi dengan cerdas.
Dilansir dari kemdikbud.go.id, South East Asian Minister of Education Organization (SEAMEO) melalui SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) menggagas sebuah Klub Literasi Sekolah (KLS) guna memajukan budaya baca siswa dimasa pandemi Covid-19, dan mendorong kecakapan hidup pada abad ke-21.
“Pelaksanaan KLS sangat selaras dengan penetapan kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Dimana, mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan di luar kampus serta mampu menjadi agen perubahan sebagai pengajar Literasi Bahasa diberbagai sekolah mitra,” ucap Kepala Biro Kerjasama dan Humas, Herdaman saat menutup rangkaian program KLS secara virtual, Rabu (23/6).
Direktur SEAQIL, Luh Anik Mayani, dalam laporannya menyampaikan kegembiaraan atas hasil program magang KLS Angkatan ke-1. Ia mengatakan, sebanyak 9% siswa membaca lebih dari lima buku, 42% siswa membaca tiga sampai lima buku, dan 49% siswa membaca satu sampai dua buku.
Dirinya menegaskan, bahwa temuan ini telah menunjukkan angka sebanyak 15% siswa rajin mengunjungi perpustakaan, 36% siswa cukup rajin mengunjungi perpustakaan, dan 12% siswa tidak mengunjungi perpustakaan.
“Data tersebut menunjukkan kegiatan Klub Literasi Sekolah nampaknya membawakan berbagai dampak positif yang cukup signifikan, yaitu dalam menumbuhkan minat siswa dalam membaca buku, serta mengunjungi perpustakaan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rektor Universitas al-Azhar Indonesia, Asep Saifuddin mengapresiasi atas terlaksananya program KLS ini. Menurutnya, program tersebut sudah sangat relevan dengan kebijakan Merdeka Belajar.
“Suatu kebanggaan luar biasa, Universitas al-Azhar dilibatkan dalam KLS. Kami akan tetap melanjutkan komitmen kami ikut serta dalam KLS angkatan selanjutnya, untuk meningkatkan gairah siswa belajar literasi bahasa,” pungkasnya.
Program Klub Literasi Sekolah (KLS) dilaksanakan sejak Februari hingga Juni tahun 2021. Tercatatat 295 mahasiswa dari 17 Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia, yakni IAIN Surakarta, IAIN Tulungagung, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta, STAI Masjid Syuhada, Universitas al-Azhar Indonesia, Universitas Bengkulu, Universitas Gunadarma, Universitas Mulawarman, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Makassar, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Perjuangan Tasikmalaya, Universitas Hamka, dan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Selain itu, KLS angkatan ke-1 diselenggarakan pada 69 sekolah, dihadiri oleh 205 guru pendamping, dan 1970 siswa di 12 provinsi secara daring, synchronous, maupun asynchronous bagi sekolah dengan kualitas internet rendah, serta dilaksanakan selama 60 menit saat hari pertemuan dimulai.
Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, yakni lembaga sekolah, perguruan tinggi, media massa, komunitas literasi, dan lembaga relevan lainnya.
Editor: Renita
Sumber: https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/06/seaqil-ciptakan-agen-perubahan-generasi-muda-indonesia-di-bidang-literasi