Kamis, Oktober 5, 2023

Pernikahan Dini vs Pernikahan Anak

Pernikahan dini

bukan cintanya yang terlarang

hanya waktu yang belum tepat

merasakan semua

Kutub.id – Denger kata pernikahan dini, otak kita mungkin langsung kepikiran sama lagu ini. Yaps, lagu pernikahan dini memang dimaksudkan untuk orang-orang yang menikah ‘muda’.

Tapi, kita seringkali mendengar orang-orang menyebut pernikahan dini ke pasangan yang menikah di usia terlampau muda atau usia anak.

Pemilihan diksi dini dianggap menyembunyikan bahaya yang sesungguhnya, dimana seharusnya diksi anaklah yang tepat dipakai.

Penghalusan istilah ini dilakukan karena pernikahan anak masih dianggap tabu untuk sekedar disebutkan. Padahal, penyebutan yang jelas itu penting agar kita tahu makna aslinya.

Tidak bisa dipungkiri, pemaknaan pernikahan dini tidak jarang juga dialamatkan pada orang-orang yang menikah di usia muda, seperti pada usia 19-21 tahun.

Oleh karenanya, penggunaan kata yang samar (eufemisme) seperti dini itu tidak menunjukkan permasalahan yang ada.  

Dalam jurnalnya, Hermaliza mengungkapkan bahwa eufemisme bukan semata-mata bertujuan menggantikan kata-kata tabu, akan tetapi lebih bersifat politik ideologis.

Pemahaman terhadap suatu permasalahan menjadi keliru, tambahnya. Kekeliruan paham tersebut menyebabkan kebingungan dan krisis kepercayaan.

Oleh karenanya, kita harus sama-sama mulai mendorong penggunaan diksi pernikahan anak untuk pernikahan usia anak (<19 tahun) dan pernikahan dini untuk pernikahan usia dewasa muda.

Ditulis oleh Diyanah Nisa

Sumber: Hermaliza. (2020). POLITISASI BAHASA MELALUI EUFEMISME DALAM PROGRAM. GERAM, 8(1), 37-47.

Baca Juga

Stay Connected

0FansSuka
20PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles