Kutub.id – Tidak ada seorangpun yang ingin dan rela di tinggal pergi untuk selama-lamanya oleh orang yang sangat dicintainya. Jika itu terjadi sudah pasti akan meningga rasa duka yang mendalam. Dibeberapa kasus, ada yang sampai tidak bisa mengontrol dirinya hingga kesedihannya berlarut-larut dan dapat mengganggu kesehatan mental.
Gangguan psikologis akibat duka yang mendalam karena di tinggal oleh orang terkasih adalah Prolonged Grief Disorder (PGD). PGD adalah gangguan kejiwaan yang terjadi setelah kehilangan yang signifikan, seperti kematian seseorang yang sangat dicintai.
PGD ditandai dengan kesedihan yang berkepanjangan, intensitas emosi yang kuat, dan kesulitan dalam beradaptasi dengan kehilangan dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan proses berduka yang biasa.
Melansir dari idntimes.com menurut American Psychiatric Association (APA), seseorang dianggap mengalami PGD jika kesedihan yang dialami berlangsung setidaknya 6 bulan untuk anak remaja dan setidaknya 12 bulan untuk orang dewasa. Ada beberapa karakteristik yang bisa menjadi indikator awal dari PGD. Berikut penjelasannya ya!
Waktu berduka yang berkepanjangan
Proses berduka yang terkait dengan PGD berlangsung lebih lama daripada yang dianggap normal. Penderita PGD mengalami kesedihan yang intens, seringkali berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah kehilangan.
Intensitas emosi yang kuat
Orang yang mengalami PGD cenderung mengalami emosi yang sangat kuat dan mendalam terkait dengan kehilangan tersebut. Mereka mungkin merasa putus asa, marah, bersalah, atau kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya mereka nikmati.
Kesulitan dalam menerima kenyataan
Penderita PGD mungkin mengalami kesulitan untuk menerima kenyataan bahwa orang yang mereka cintai telah meninggal. Mereka mungkin terus mencari sosok yang telah meninggal, merasa sulit untuk mengubah pola pikir, atau menolak untuk menerima kenyataan.
Gangguan fungsi sosial dan pribadi
PGD dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk hubungan sosial, pekerjaan, dan kesehatan fisik. Penderita PGD mungkin mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, mengisolasi diri, atau mengalami kesulitan tidur dan masalah kesehatan lainnya.
Perilaku menghindari
Beberapa orang dengan PGD cenderung menghindari situasi, tempat, atau kenangan yang terkait dengan orang yang mereka cintai yang telah meninggal. Mereka mungkin menghindari mengunjungi tempat pemakaman atau melibatkan diri dalam aktivitas yang mengingatkan mereka pada kehilangan tersebut.
PGD merupakan gangguan yang berbeda dengan depresi atau kecemasan umum yang terjadi sebagai akibat dari kehilangan. Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami gejala-gejala PGD, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater untuk membantu dalam mendiagnosis dan menyediakan perawatan yang tepat, seperti terapi berduka atau terapi kognitif perilaku, untuk membantu individu mengatasi PGD.
Penting untuk dicatat ya! Karakteristik di atas bukan menjadi patokan untuk diagnosa PGD. Yang berhak mendiagnosa hanyalah para profesional. Jadi, jangan asal mendiagnosa dirisendiri hanya karena memiliki ciri-ciri yang mirip ya!
Penulis: Bestari Saniya