Minggu, Desember 3, 2023

Ramadhan Berakhir, Kualitas Amal Baik Jangan Sampai Berakhir!

Oleh Sandy Rezkia

Tak terasa satu Bulan sudah kita lewati hari-hari penuh keberkahan di Bulan yang suci.

Kendati pandemi masih melanda Ibu Pertiwi, tidak menjadi halangan umat Islam akan berbuat baik demi mengharap ridlo ilahi.

Bahkan umat non-muslim sekalipun seraya bergembira karena kebahagiaan Lahir dan Batin ini Tuhan turunkan kepada semua Hamba-Nya.

Meski Ramadhan akan segera berakhir namun kualitas amal ibadah jangan sampai berakhir. Ramadhan ini adalah ajang edukasi dan ajang persiapan untuk tetap konsisten melakukan amal kebaikan pada satu Tahun ke depan.

Kebaikan mesti kita semarakkan mulai dari hal terkecil hingga hal terbesar yang menjadi kemanfaatan bagi lingkungan sekitar. Karena kita tidak pernah tahu, kapan usia kita berakhir.

Menyadur pelajaran yang terkandung dalam Kitab Tanbihul Ghofilin (peringatan bagi orang – orang yang lalai) karya Imam Nashir bin Muhammad bin Ibrahim As-Samarqondy dalam Bab Mawa’idz (Nasihat)

Dalam Kitab tersebut tercantum Hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan “Catatan amal itu akan dilihat dari fase akhir apakah amal itu baik atau buruk, maka jangan sampai kita tidak sadar dengan apa yang sudah kita lakukan ini menjadi amal yang buruk di hadapan Tuhan, karena tidak sedikit orang yang beramal baik namun di akhir hayat dia membuat satu kesalahan dengan baramal buruk atau dengan kata lain su’ul khatimah, begitupun sebaliknya. Maka hal yang wajib bagi umat Islam adalah senantiasa berdoa agar ditetapkan dalam keadaan baik di akhir hayat ataupun husnul khatimah,’.

Hal demikian relevan dengan penjelasan Kiai Luthfi Fauzi (Pengasuh PP Riyadussalikin Padaherang-Pangandaran) ketika penulis mengikuti Pengajian Rutin Mingguan di kediamannya. Beliau mengutip salah satu hadits yang diriwayatkan Imam Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah SAW bersabda “Sesugguhnya ada seseorang yang beramal amalan ahli surga, ketika pada waktu penghisaban jarak antara dia dan surga tidak begitu jauh, namun tak lama datanglah catatan amalnya yang diakhiri dengan catatan keburukan dan yang terjadi adalah nerakalah tempat baginya kelak naudzubillah,” jelas Kiai Luthfi.

Laisa kamitslihi syaiun Kiai yang akrab disapa Aang Lutfi menganalogikan makna “catatan amal itu dilihat dari fase akhir” atau Innamal ‘amalu bil khowatim tersebut seumpama penilaian – penilaian ujian. “Kalau disekolah tentunya kita selalu dihadapkan dengan ujian seperti UTS, UAS, dan lain sebagainya dan seusai UAS ataupun UTS kita menerima rapor, disitu kita mengetahui baik buruknya nilai Kita.

Beruntunglah bagi seseorang yang memperoleh nilai baik dan sebaliknya, pun sama halnya dengan catatan amal baik kita kelak. Maka dari itu perlu bagi kita untuk tetap senantiasa melakukan kebaikan karena kita tidak pernah tahu bagaimana, akhir hayat kita kelak, Kita hanya bisa berharap semoga kebaikan menyertai diakhir hayat kelak,” pungkas Aang menutup pengajian rutinannya.

Diriwayatkan pula dari Syekh Yahya bin Mu’adz Ar rozi bahwa Abu Qosim Al hakim pernah ditanya oleh seorang pria tentang tiga hal yang akan menghilangkan keimanan, lantas Abu Qosim pun menjawab tiga hal itu adalah tidak pernah bersyukur atas keimanan yang sedang diperoleh dan dinikmati, tidak pernah takut akan kehilangan keimanan dari dalam dirinya, dan yang terakhir adalah berlaku dzolim terhadap sesama umat islam

Dengan Bulan Ramadhan ini marilah kita sama – sama membenahi diri dan tetap konsisten melakukan kebaikan agar amal yang telah kita perbuat pun tersusun rapih dan tercatat dalam catatan amal baik yang menjadi penyelamat kelak di kehidupan yang akan mendatang, bukan malah menjadi malapetaka karena amal yang kita perbuat selalu didasari kesombongan, iri dengki sehinga menjadi akhir yang buruk ataupun suul khatimah naudzubillah tsumma naudzubillah.

Kebenaran hanya milik Allah. Wallahu ‘Alamu

Penulis adalah Wakil Sekretaris II PC IPNU Kabupaten  Pangandaran

Baca Juga

Stay Connected

0FansSuka
20PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles