Kutub.id– Seiring bertambahnya usia sudah seharusnya kita hidup mandiri, mampu menentukan arah tujuan hidup sendiri.
Kemandirian adalah sikap dewasa yang perlu ditumbuhkan sedini mungkin. Mungkin di awal kamu akan merasakan tidak nyamannya hidup mandiri, tapi tidak apa, hal tersebut bisa menjadi kesempatan bagi kamu untuk merenung, merubah sikap dan menyesuaikan agar kehidupan mandiri terbiasa kamu jalani.
Sikap mandiri ini menunjukkan bahwa kamu sudah tidak terlalu bergantung lagi pada orang lain. Meski fitrah manusia adalah makhluk sosial, hal itu bukan berarti kita hidup harus mengandalkan orang lain.
Terlalu bergantung pada orang lain juga tidak bagus untuk kemandirianmu, terlalu bergantung pada siapa pun hanya akan membuatmu lemah dan kurang percaya diri. Walau secara finansial belum seratus persen kamu bisa mandiri tapi tidak ada salahnya kamu belajar dan mencoba hidup mandiri sejak dini.
Hidup mandiri memang tidak mudah untuk dijalani, terlebih bagi anak yang dimanja atau bagi anak yang secara finansial tercukupi dengan penghasilan orang tuanya. Namun bagi anak yang terlahir di tengah keluarga yang secara ekonominya kurang mampu mereka sudah akrab dengan yang namanya hidup mandiri.
Waktu terus berjalan, membuat setiap orang harus memaksa dirinya untuk hidup mandiri dan meninggalkan zona nyamannya sendiri sehingga menghadapi kehidupan kemudian sudah tidak asing lagi dengan kejamnya keadaan. Jadi tunggu apalagi mulailah dan belajarlah untuk hidup secara mandiri.
Berikut renungan yang dapat kamu lakukan untuk menumbuhkan sikap mandiri, ingat bahwa terlalu bergantung dengan orang lain itu gak baik buatmu.
1. Ingat tidak selamanya orang tua menanggung hidupmu
Orang tua memang mempunyai tanggung jawab penuh terhadap anak-anaknya, hidupnya, pendidikannya dan aspek-aspek yang menunjang kehidupannya. Kita pun sebagai anak mempunyai tanggung jawab terhadap orang tuanya, membahagiakannya dan menjamin kehidupan masa tuanya.
Tidak selamanya orang tua sehat dan kuat untuk selalu menanggung beban hidup anaknya. Seiring berjalannya waktu kita sebagai anak pasti tumbuh dewasa dan ada saatnya kita menggantikan peran mereka. Jangan biarkan mereka masih bekerja keras membiayai anaknya di masa tuanya. Bekerja keraslah dan tunjukan bakti terbaikmu kepada mereka dan biarkan mereka tinggal menikmati hasil usaha dari membesarkan anak-anaknya.
Bekerja keras bukan berarti harus kerja paruh waktu, dengan rajin belajar dan nurut terhadap apa yang mereka inginkan juga termasuk dari bagian bakti terhadapnya.
2. Tidak semua teman di sekelilingmu mempunyai waktu untuk terus bersama dikala sedih maupun bahagia.
Rasa malas akan terus bersemayam dalam diri karena merasa apa yang menunjang kebutuhan hidup masih terpenuhi, baik itu dari orang tua maupun dari seorang teman sendiri.
Mungkin kamu malas berusaha karena menganggap masih ada orang-orang di sekelilingmu yang mau mengulurkan tangannya untuk membantumu. Sampai kapan prinsip seperti itu melekat dalam dirimu. Mulailah bangkit membuat proses-proses kecil dalam hidupmu, mulailah hidup mandiri, rajin belajar, perbanyak doa dan ikhtiar agar apa yang kamu harapkan dan cita-citakan dengan mudah kamu wujudkan.
3. Keluarlah dari zona nyamanmu
Zona nyaman selalu memberi ketenangan, tak semua siap menghadapi guncangan. Seharusnya kamu yang belum berani melepas zona nyamannya merasa malu kepada orang-orang yang sudah sukses sejak muda. Malu kepada mereka yang mempunyai prinsip hidup mandiri di saat mereka yang seharusnya merasakan kehidupan yang nyaman sebagai anak muda.
Tidak perlu banyak alasan untuk menunda. Lakukan apa pun yang kamu bisa, lakukan untuk mencapai hal-hal baik dan bermanfaat untuk dirimu dan orang lain. Berusahalah melawan rasa malasmu. Karena kemalasan tidak akan menguntungkanmu sama sekali.
4. Jangan biarkan hidup di masa depan dengan rasa penyesalan
Hidup harus punya mimpi, mimpi bukan sekedar mimpi, bukan pula mimpi indah dikala tidur nyenyakmu yang terbangunkan pula oleh mimpi itu. Jika kamu bermimpi yang baik-baik di saat tidurmu, ketika terbangun kamu akan dihadapkan pada dua pilihan yang akan mengantarkan pada terwujudnya mimpi itu.
Pertama apakah kamu akan memilih tidur kembali untuk melanjutkan mimpi itu? Kedua apakah kamu akan bangun dan bangkit untuk mengejar mimpi itu? Itu tergantung pada pilihanmu semuanya ada pada tekad dan semangatmu dalam mewujudkan mimpi itu.
Berpeganglah pada prinsip hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini. Teruslah tingkatkan kualitas diri, dengan apapun itu caranya yang terpenting kamu terus berusaha menanamkan nilai-nilai positif dalam diri yang sekiranya akan membawamu pada perubahan.
5. Persaingan hidup yang semakin berat
Kalau bukan dirimu sendiri siapa lagi yang menjadikan dirimu maju dan berkembang. Kehidupan selanjutnya kan semakin kejam, kalau kamu terus diam di tempat kamu akan tertinggal oleh pesatnya perkembangan zaman.
Berusaha keraslah melakukan segala sesuatunya sendiri, sebelum kamu memang benar-benar membutuhkan bantuan orang lain. Jangan merepotkan orang lain karena sikap ketergantunganmu.
Mulai saat ini dan seterusnya kamu harus bergerak melakukan perubahan hidup. Dari yang tidak baik menjadi baik dan dari yang sudah baik menjadi lebih baik. Karena ke depan persaingan hidup semakin ketat. Jika kamu tidak meningkatkan kualitas dirimu, kamu akan tertinggal dalam perihnya kehidupan.
(Abdul Manap)