Seorang Santri Tidak Pernah melewatkan ngaji walau ekonomi lagi sepi,
Kami para Santri tetap menjadi dai walaupun tidak masuk TV.
Walaupun kami seorang santri yang selalu berucap “Geh,Yai”, saat diutus Kyai, akan tetapi kami tetap mengaji dengan hati yang senang dan tidak dengan rasa benci.
Walaupun rasa Kesal ini berada didalam diri namun, kami tetap bisa meringis unjuk gigi meski kepala digunduli kyai.
Seorang santri pun mempunyai karakter paling enjoi, tak ada iri dengki, semua bisa selesai dengan segelas kopi.
Seorang santri pun terkenal tidak mempunyai uang banyak, namun masih mendapatkan makan, tidak megang hp namun masih bisa guyonan, banyak setoran hafalan namun masih bisa tiduran.
Jadi Santri itu tidak pernah baperan karena pedoman hidupnya Al Qur’an.
Saat santri diberikan amanat, bismillah. Jika tidak dititipi amanat, alhamdulillah.
Rasa sepi ini akan tetap melanda dihati, namun kami tetap bahagia walau sepi masih bisa selfi.
Guru kamu pun mengajari kami Mengaji saklawase, sebab kita adalah manusia yang tak kunjung pandai.
Santai memang nomer satu bagi santri, sampai Presiden gonta ganti, kami pun tetap santai.
Walaupun TNI atau Polisi bukan santri, tapi Santri siap menjadi benteng terdepan untuk NKRI.
(Rabi’atul Adawiyah)