Minggu, September 24, 2023

Soal Buzz Lightyear dan Cara Ngajarin Anak Keberagaman

Kutub.id – Sobat Kutub pastinya tahu donk soal Buzz Lightyear yang trending kemarin? Isu adanya adegan ciuman dari pasangan sesama jenis di film animasi tersebut membuat marah beberapa orang tua, hingga berujung pada batal tayangnya serial lanjutan dari franchise Toy Story tersebut. 

Batal tayangnya film tersebut disayangkan oleh beberapa penggemar yang ingin mengobati rasa rindunya akan cerita mengenai Buzz dan mainan lainnya. Walaupun hal tersebut tidak sesuai dengan beberapa kaidah yang mungkin kita yakini, hal ini bisa jadi salah satu cara orang dewasa untuk mengenalkan keberagaman pada anak. 

Mengenalkan keberagaman cukup penting agar anak bisa mengetahui bahwa di dunia ini banyak perbedaan yang harus dihormati dan tidak dijadikan sebagai cemoohan. Keragaman suku, warna kulit, atau paling sederhananya keberagaman pendapat adalah beberapa hal yang penting untuk diketahui sedari kecil agar anak tumbuh menjadi pribadi yang toleran dan saling menghormati. 

Nah, kali ini tim Kutub mau berbagi cara ngobrol sama anak soal keberagaman. Langsung aja check it out!! 

Bicarakan adanya perbedaan

Seorang anak dapat melihat dan mengetahui adanya perbedaan dengan banyak cara. Akuilah bahwa anak kita sadar tentang keberagaman yang ada. Contohnya, ketika dia bertanya mengenai warna kulit atau bahasa daerah yang orang lain ucapkan. Mulai bicarakan perbedaan-perbedaan tersebut dengannya. 

Ceritakan padanya bahwa tidak semua manusia berasal dari golongan, agama –atau keberagaman lainnya– yang sama dengannya. Ada orang-orang yang berasal dari kelompok yang lain yang bisa jadi secara fisik maupun kebiasaan tidak sama dan memiliki kepercayaan yang berbeda dari yang selama ini ia ketahui dan tentunya hal tersebut tidak secara otomatis menjadikan mereka kelompok lain yang kurang baik dan tidak patut dihormati.  

Ceritakan soal stereotip dan diskriminasi

Anak-anak mungkin belum mengerti akan stereotip yang dia ketahui dari lingkungan di luar rumah ataupun dari media yang dilihat. Oleh karenanya, penting bagi orang tua untuk menceritakan mengenai adanya stereotip yang berujung pada diskriminasi pada golongan-golongan tertentu, atau bahkan pada dirinya sendiri.

Misalnya ketika anak bertanya, “Mah, kok orang itu disebut kafir?”; maka jawablah bahwa penyebutan kafir itu untuk orang yang beragama selain Islam. Beritahu juga padanya kalau kata tersebut tidak baik diucapkan dan sebaiknya tidak menyinggung mengenai kepercayaan orang lain.

Jadilah contoh yang baik

Jadilah contoh yang baik bagi anak dalam toleransi. Hindari mengucapkan atau melakukan hal-hal yang menyinggung atau ikut mendiskriminasi kelompok yang lain. Misalnya dalam penyertaan stereotip akan satu kelompok, apakah kita ikut menyetujui atau membenarkan stereotip tersebut berpengaruh pada persepsi anak yang selalu mencontoh orang tuanya.  

Ajarkan mengenai empati

Mengajarkan anak untuk bisa merasakan perasaan orang lain dapat menumbuhkan rasa empati pada dirinya sehingga dia akan tumbuh menjadi pribadi yang baik dan tidak seenaknya menjahili atau mem-bully orang lain yang berbeda. Tanyakan pendapatnya jika ada orang lain yang mengolok-olok tampilan fisiknya atau mengejek kepercayaan yang dia yakini. Ceritakan mengenai sakit hati yang akan orang lain alami ketika ejekan tersebut dialamatkan pada mereka.

Tunjukkan keberagaman pada anak

Kurangnya pengetahuan mengenai suatu kelompok biasanya menjadi alasan akan munculnya prasangka-prasangka atau stereotip yang dialamatkan pada mereka. Oleh karena itu, alangkah baik jika kita membuka pengetahuan anak akan keberagaman. Jika dia hidup di satu lingkungan mayoritas, maka sesekali ajak dia untuk bertemu dengan orang-orang dari golongan lain. Hindari membatasi pergaulan anak dengan satu kelompok saja.

Contohnya mengenai film Buzz Lightyear tadi, kita bisa memilih untuk tidak menonton itu sama sekali atau juga mulai mengajari anak melalui media film akan adanya perbedaan yang di negara lain merupakan hal yang biasa. Walaupun hal tersebut berbeda dengan keyakinan yang diyakini, itu tidak menjadi kartu hijau untuk melanggar hak mereka sebagai manusia.

Begitulah beberapa tips dari tim Kutub buat para orang tua maupun orang dewasa lainnya untuk ikut andil dalam tumbuh kembang anak, karena it grows a village to raise a child, butuh campur tangan banyak orang dalam pertumbuhan anak. Memperbaiki persepsi anak sedari dini adalah cara yang terbaik untuk menumbuhkan pribadi yang toleran dan penuh kasih.

Sumber: parents.com dengan beberapa penyesuaian.

Baca Juga

Stay Connected

0FansSuka
20PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles