Kutub.id– Kasus Covid-19 di Indonesia belum kunjung mereda, malah akhir-akhir ini kembali meningkat tinggi, update terakhir hari ini bertambah sebanyak 14.536 kasus baru, dengan total akumulasi 2.004.445 kasus.
Di tengah melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia, kini varian baru Covid-19 malah muncul dan masuk menyebar di Indonesia. Ada tiga varian baru covid-19 yang saat ini di waspadai. Adapun ketiga varian tersebut di antaranya, varian Alpha (B.1.1.7) yang pertama kali terdeteksi di Inggris, kedua varian Beta (B.1.351) yang terdeteksi di Afrika Selatan, dan yang ketiga varian Delta (B.1.617) yang terdeteksi di India.
Dari ketiga varian baru Covid-19 salah satunya telah menyebar di Indonesia, yaitu varian Delta, yang memberi andil besar dalam terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Kudus, Jawa Tengah.
Dilansir dari halaman Kompas.com, Selasa, 22 Juni 2021, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyatakan, saat ini sudah ditemukan tiga varian baru virus corona tersebut di DKI Jakarta.
“Ada tiga varian yang ditemukan di Jakarta, alfa, beta dan delta,” kata Widyastuti, Senin (14/6/2021).
Tiga varian tersebut ditemukan di 19 kasus Covid-19 dan sudah dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS).
Mengutip kembali dari Kompas.com, berikut karakteristik dan gejala yang ditimbulkan dari ketiga varian baru Covid-19.
1. varian Alpha
varian baru virus Corona yang ini di diagnosis lebih mudah menular, sekitar 50 persen, dibanding strain aslinya, atau virus Covid-19 aslinya. Gejala yang tinbul oleh varian Alpha tidak jauh berbeda dengan infeksi Covid-19 pada umumnya, yaitu, batuk dan sakit tenggorokan, demam, kelelahan dan nyeri otot, hilang rasa dan indra penciuman, sesak napas, sulit berpikir jernih, pusing, malaise, dan mual.
2. Varian Beta
Diketahui untuk Varian Beta memiliki pola mutasi berbeda, yang menyebabkan lebih banyak perubahan pada struktur protein spike milik virus Corona. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian Beta diduga memengaruhi penurunan efikasi vaksin Covid-19.
Selain itu, sama seperti varian Alpha, varian Beta juga memiliki kemampuan penularan lebih cepat. Gejala yang ditimbulkan varian ini tidak jauh berbeda dengan infeksi Covid-19 pada umumnya, tetapi mutasi varian ini tergolong cukup berbahaya.
Mutasi pada varian Beta, yang disebut E484K, dapat meningkatkan peluang virus menghindari sistem kekebalan seseorang, dan dapat memengaruhi seberapa efektif vaksin virus corona bekerja.
3. Varian Delta
Varian Delta ini mempunyai sejumlah karakteristik mutasi yang berbeda dan lebih berbahaya dibanding strain asli. Ketua Tim Peneliti Whole Genome Sequencing (WGS) FK-KMK Universitas Gadjah Mada Gunadi mengatakan, berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di The Lancet, terdapat beberapa sebab yang membuat varian Delta dinilai lebih berbahaya.
Pertama, Gunadi mengatakan, varian Delta berhubungan dengan usia pasien. “Semakin tua pasien Covid-19, maka varian Delta ini akan memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut,” kata Gunadi.
Kemudian, varian Delta diketahui dapat menginfeksi kembali pasien Covid-19. dan makin memperlemah kekebalan tubuh pasien. Padahal, menurut Gunadi, seharusnya apabila sudah terinfeksi Corona pasien akan mendapatkan antibodi secara alami. Selain itu, varian Delta dapat menurunkan kekebalan tubuh seseorang dengan usia yang lebih tua, meskipun sudah divaksinasi dua dosis.
Sementara itu, menurut profesor kedokteran darurat dan kesehatan internasional di Johns Hopkins University, Dr. Bhakti Hansoti, gejala yang terkait varian Delta, meliputi sakit perut, hilang selera makan, muntah, mual, nyeri sendi dan gangguan pendengaran.
(Abdul Manap)