Kutub.id– Indonesia kini tengah menuai dampak mudik. Kasus Covid-19 di Indonesia akhir-akhir ini kembali meningkat tinggi, hari ini Minggu (27/6/2021), sampai dengan pukul 11.30 WIB. bertambah sebanyak 21.095 kasus baru, dengan total akumulasi sebanyak 2.093.962 kasus. Sungguh suatu hal yang memprihatinkan, mengingat angka kenaikan diprediksi masih berlanjut.
Meningkatnya atau melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia saat ini, diiringi dengan berbagai berita hoaks yang tersebar melalui media sosial. Hoaks memang menjadi suatu masalah dalam kehidupan masyarakat saat ini. peredaran hoaks tidak mengenal usia, jenis kelamin, hingga status sosial.
Apalagi hoaks mencakup semua bidang kehidupan, mulai dari pendidikan, ekonomi, politik, hingga akhir-akhir ini semakin banyak informasi yang ramai diperdebatkan oleh netizen dari banyak pendapat figure khususnya terkait pandemi Covid-19.
Bagi orang yang belum mampu menyaring informasi dengan baik pasti akan semakin merasa terombang-ambing arus informasi yang berlebihan tanpa kepastian. Pada akhirnnya, informasi yang salah, tidak benar atau hoaks dengan mudahnya dikonsumsi. Buka hanya dikonsumsi sendiri, karena kurangnya cek dan ricek ketika menerima berita dan berita tersebut disebarkan dengan anggapan benar kepada orang banyak.
Di era digital seperti sekrang ini, dengan mudahnya dan cepatnya berita hoaks menyebar. Banjir informasi terkait Covid-19 menyimpan potensi bahaya bagi orang banyak, penyampaian berita bohong (hoaks) berjalan lebih cepat dibandingkan virus itu sendiri.
Demi mencegah tersebarnya informasi bohong (hoaks) apalagi terkait Covid-19. Perlunya pencegahan dalam lingkup keluarga, terutama dikalangan masyarakat awam yang suka menyebarkan berita yang belum tentu bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Berikut beberapa tips untuk keluarga agar tidak sebar berita hoaks.
Dilansir dari Indonesiabaik.id ada 5 tips yang dapat mengingatkan keluarga agar tidak ikut menyebarluaskan berita tanpa mengetahui kebenarannya.
1. Jangan langsung mengatakan kalau mereka menyebarkan informasi salah.
2. Beritahu secara personal
Mereka pasti akan lebih menerima ketika ditegur secara personal daripada di tempat umum.
3. Ajaklah bersama untuk mencari informasi
Coba ajak mereka untuk membandingkan berita yang dikonsumsi dengan sumber yang lebih kredibel.
4. Beritahu mereka rujukan informasi yang kaya akan data, seperti sumber pemerintahan, jurnal ilmiah, badan/lembaga, organisasi dunia hingga laman kedokteran.
5. Perlahan, beritahu bahwa tokoh terkenal/publik figur apapun profesi dan gelarnya bukan jaminan 100% kebenaran. Cek ricek hal paling penting.
(Abdul Manap)